Senin, 17 April 2017

Recto Verso





Hanya Isyarat

           “Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa. 

 -Hanya Isyarat, Rectoverso - Dee Lestari-”

Quotes :

Curhat Buat Sahabat

Sebotol mahal anggur putih di depan matamu, tapi kamu tak pernah tahu. Kamu terus menanti. Segelas air putih.

Malaikat Juga Tahu 

Perempuan muda itu benar. Dirinya bukan malaikat yang tahu siapa lebih mencintai siapa dan untuk berapa lama. Tidak penting. Ia sudah tahu. Cintanya adalah paket air mata, keringat dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang. Bukan baginya. Cintanya tak punya cukup waktu bagi dirinya sendiri. Tidak perlu ada kompetisi di sini. Ia dan juga malaikat, tahu siapa juaranya.

Selamat Ulang Tahun 

Satu waktu nanti, saat kamu berhenti percaya manusia bisa punya sayap selain lempeng besi yang didorong mesin jet, saat kamu berhenti percaya hidup lebih bermakna bila ada wasit menyalakkan aba-aba "1,2,3", kamu boleh terus percaya bahwa kemarin...besok...lusa...dan hari-hari sesudah itu...aku masih disini. Menunggu kamu mengucapkan apa yang harusnya kamu ucapkan...berjam-jam yang lalu.

Aku Ada 

Pesan ini akan tiba padamu, entah dengan cara apa. Bahasa yang kutahu kini hanyalah perasaan. Aku memandangimu tanpa perlu menatap. Aku mendengarmu tanpa perlu alat. Aku menemuimu tanpa perlu hadir. Aku mencintaimu tanpa perlu apa-apa, karena kini kumiliki segalanya.

Hanya Isyarat 

Aku mulai berkisah, tentang satu sahabatku yang lahir di negeri orang lalu menjalani kehidupan keluarga imigran yang sederhana. Setiap kali ibunya hendak menghidangkan daging ayam sebagai lauk, ibunya pergi ke pasar untuk membeli bagian punggungnya saja. Hanya itu yang ibunya mampu beli. Sahabatkupun beranjak besar tanpa ia tahu bahwa ayam memiliki bagian lain selain punggung. Ia tidak tahu ada paha, dada atau sayap. Punggung menjadi satu-satunya definisi yang ia punya tentang ayam.

Aku menghela nafas. Kisah ini semakin berat membebani lidah. Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta. Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan. Seseorang yang selamanya harus dibiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa.

Peluk

Aku tidak tahu cinta itu terdiri dari berapa macam. Yang kutahu, cinta ini tersendat, dan hatiku seperti mau mati pengap. Kendati kusayang kamu lebih dari siapapun. Kendati bersamamu senyaman berselimut saat hujan. Aku aman. Namun aku mengerontang kekeringan. Dan kini kutersadar, aku butuh hujan itu. Lebih dari apapun.

Grow a Day Older

Grow a day older and see how this sentimental fool can be. When she tries to write a birtday song. When she thinks so hard to make your day. When she's getting lost in all her thoughts. When she waits a whole day to say... I'm thankful for this moment cause I know that I grow a day older and see how this sentimental fool can be. When he aches his arms to hold me tight. When he picks up lines to make me laugh. When he's getting lost in all his calls. When we can't wait to say : "I love you"

Cicak di Dinding

Nada dan puisi datang dan pergi menghampirimu. Tiada yang mampu merengkuh arti dan isi hati. Kadang benda mati yang menenangkan tempat disisi,u. Atau hewan kecil yang luput dari pandanganmu. Ke berserah dalam ketakberdayaan. Berbahagia dengan satu impian. Dan satu kejujuranku. Ku ingin jadi cicak di dindingmu. Cicak didindingmu. Hanya suara dan tatapku menemanimu. Dan ku menyadari tanganku tak kan mampu meraihmu. Walu cinta, katanya, takkan lelah memberi. Ku lepas engkau, ombak hatiku, Percikmu abadi menyegarkanku. Namun biarlah kini...Ku ingin jadi cicak. Seperti cicak di dindingmu. Cicak di dindingmu...Melekat, menemani, membelai dinding jiwamu...

Firasat

Tolong aku. Dunia tidak lagi sama. Hidup ini menjadi asing. Aku sedih untuk sesuatu yang tak kutahu. Aku galau untuk sesuatu yang tak ada. Dan jari ini ingin menunjuk sesuatu yang bisa menjadi sebab, tapi tak kutemukan apa-apa. Pada saat yang sama, seluruh sel tubuhku seperti berkata lain. Mereka tahu sesuatu yang tak dapat digapai pikiran. Apa rasanya, jika tubuhmu sendiri menyimpan rahasia darimu?


Tidur

Tak perlu kau bangun dari tidurmu. Tak usah bersuara menyambutku. Ku cukup bahagia berada di sini. Di sisimu, memandangmu...Tanpa harus kau tahu...

Back To Heaven;s Light

Once in a dream, I saw you telling me. That you've traveles in the dark. Just to find that little spot. How you'd settle for a light. In the vastness of the night. Then I saw some tears were coming from your eyes. As you said you'd found your paradise. And I began to ask you : "why yo have to cry?"






Tidak ada komentar:

Posting Komentar