Minggu, 21 Mei 2017

Berjuta Rasanya


Berjuta Rasanya
Quotes
“Zalaiva bertanya : “Kakek apakah cinta sesejuk air sungai ini?
Ya, cinta sejati memang seperti air sungai, sejuk menyenangkan dan terus mengalir. Mengalir terus ke hilir dan tidak pernah berhenti. Semakin lama semakin besar karena semakin banyak anak sungai yang bertemu. Begitu juga cinta, semakin lama mengalir semakin besar batang perasaannya.
“Kalau begitu ujung sungai ini adalah ujung cinta itu?”
Cinta sejati adalah perjalanan sayang. Cinta sejati tidak punya tujuan.
Kakek apakah cinta itu member?”
Tidak, karena kau selalu bisa member tanpa sedikitpun memiliki perasaan cinta, tapi kau tidak akan pernah bisa mencintai tanpa selalu member.
“Kalau begitu, bagaimana tahu bahwa itu cinta?”
Kau akan tau ketika itu datang. Tahu begitu saja. Cinta sejati selalu datang pada pandangan pertama. Cinta sejati selalu datang pada saat yang tepat, waktu yang tepat dan tempat yang tepat. Ia tidak pernah tersesat. Cinta sejati selalu datang pada orang-orang yang berharap berjumpa padanya dan tak pernah berputus asa.

“Suatu saat jika kau beruntung menemukan cinta sejatimu. Ketika kalian saling bertatap untuk pertama kalinya, waktu akan berhenti. Seluruh semesta alam takzim menyampaikan salam. Ada cahaya keindahan yang menyemburat, meggetarkan jantung. Hanya orang - orang yang beruntung yang bisa melihat cahaya itu, apalagi berkesempatan bisa merasakannya.” 




“..ajarkan aku untuk selalu memiliki hati yang cantik, hati yang cantik… Tidak peduli meski orang-orang tidak pernah sekali pun menyadari kecantikan hati tersebut.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Mungkin ada benarnya juga buku - buku itu bilang. Orang - orang yang jatuh cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan oleh hatinya sendiri.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Percayalah, hal yang paling menyakitkan di dunia bukan saat kita lagi sedih banget tapi nggak ada satupun teman untuk berbagi. Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita lagi happy banget tapi justru nggak ada sat pun tema untuk membagi kebahagiaan tersebut.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Ya Tuhan, aku sempurna tertikam oleh ilusiku sendiri. Pengkhianatan oleh hatiku yang sibuk meguntai simpul pertanda cinta.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Kakek, apakah cinta itu memberi, seperti yang selalu Kakek lakukan saat memberi makan ayam - ayam?"

"Tidak. Karena kau selalu bisa memberi tanpa sedikitpun memiliki perasaan cinta, tetapi kau takkan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Kakek, dari kota manakah cinta datang?"

"Tidak ada yang tahu, Sayang. Cinta sejati datang begitu saja, tanpa satu alasan apapun yang jelas!” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Ya, cinta seperti hantu. Semua orang membicarakannya, tetapi sedikir sekali yang benar - benar pernah melihatnya.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Kakek, apakah cinta itu seperti musik?"

"Ya. Ia seperti musik, tetapi cinta sejati akan membuatmu selalu menari meskipun musiknya telah lama berhenti.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Apakah cinta sejati itu? Apakah ia sebentuk perasaan yang tidak bisa dibagi lagi? Apakah ia sejenis kata akhir sebuah perasaan? Tidak akan bercabang? Tidak akan membelah diri lagi? Titik? Penghabisan? Bukankah lazim seseorang jatuh cinta lagi padahal sebelumya sudah berjuta kali bilang ke pasangan - pasangan lamanya, "Ia adalah cinta sejatiku!” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

Kakek apakah cinta sesejuk air sungai ini?"

"Ya. Cinta sejati memang seperti air sungai, sejuk menyenangkan, dan terus mengalir. Mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti. Semakin lama semakin besar karena semakin lama semakin banyak anak sungai yang bertemu. Begitu juga cinta, semakin lama mengalir semakin besar batang perasaannya."

"Kalau begitu ujung sungai ini pasti ujung cinta itu?"

"Cinta sejati adalah perjalanan, Sayang. Cinta sejati tak pernah memiliki tujuan.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Kakeknya berbohong. Cinta tidak seperti air sungai, sejuk, dan menyenangkan. Baginya, sekarang cinta lebih sepert moncong meriam. Sesaat lalu melontarkannya tinggi sekali hingga ke atas awan, tetapi sekejap kemudian menghujamkannya dalam - dalam ke perut bumi.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Lantas aku apa? Cillean Filleta? Makhluk yang tidak memerlukan pasangan untuk bereproduksi selama hidupnya? Makhluk yang ditakdirkan jomblo sepanjang usianya? Hiks!” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Cinta memang tidak pernah adil," keluhnya terluka.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Tidak seperti waktu, relativitas nasib sudah diterjemahkan dengan maju oleh manusia di seluruh muka bumi melalui ukuran tertentu, yang sayang sekali ukuran tersebut mutlak berasal dari kesepakatan mereka.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Kau akan tahu ketika ia datang. Tahu begitu saja. Dulu orang-orang menyebutnya cinta pada pandangan pertama. Cinta sejati selalu datang pada saat yang tepat, waktu yang tepat, dan tempat yang tepat. Ia tidak pernah tersesat. Cinta sejati selalu datang pada orang-orang yang berharap berjumpa padanya dan tak pernah berputus asa.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Seseorang yang mencintaimu karena fisik, maka suatu hari ia juga akan pergi karena alasan fisik tersebut. Seseorang yang menyukaimu karena materi, maka suatu hari ia juga akan pergi karena materi. Tetapi seseorang yang mencintaimu karena hati, ia tidak akan pernah pergi! Karena hati tidak pernah mengajarkan tentang ukuran relatif lebih baik atau lebih buruk.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Suatu saat jika kau beruntung menemukan cinta sejatimu. Ketika kalian saling bertatap untuk pertama kalinya, waktu akan berhenti. Seluruh semesta alam takzim menyampaikan salam. Ada cahaya keindahan yang menyemburat, mengggetarkan jantung. Hanya orang-orang beruntung yang bisa melihat cahaya itu, apalagi berkesempatan bisa merasakannya.” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Masalahnya, apakah cinta itu? Apakah ia sebentuk perasaan yang tidak bisa dibagi lagi? Apakah ia sejenis kata akhir sebuah perasaan? Tidak akan bercabang? Tidak akan membelah diri lagi? Titik? Penghabisan? Bukankah lazim seorang jatuh cinta lagi padahal sebelumnya sudah berjuta kali bilang ke pasangan-pasangan lamanya, "Ia adalah cinta sejatiku!” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“..., kehidupan ini tak selalu memberikan kita pilihan terbaik. Terkadang yang tersisa hanyalah pilihan-pilihan berikutnya. Orang yang bahagia selalu berpegangan pada pilihan kedua yang terbaik, selalu berpegangan pada pilihan kedua yang terbaik…. Melupakan pilihan pertama yang tak pernah bisa kau capai… ...” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Kehidupan ini tak selalu memberikan kita pilihan terbaik. Terkadang yang tersisa hanya pilihan-pilihan berikutnya. Orang yang bahagia selalu berpegangan pada pilihan kedua yang terbaik. (87)” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Nak, apakah ada yang pernah berpikir hidup ini bukan soal pilihan? Karena jika hidup hanya sebatas soal pilihan, bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu. (92)” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Aduh, pacaran itu hanya membuang waktu. Tidak ada gunanya. Nonvalue added activity. (119)” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Kau selalu bisa memberi tanpa sedikit pun memiliki perasaan cinta, tetapi kau takkan pernah bisa mencintai tanpa selalu memberi. (183)” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Rasa sakit hati itu indah. Setidaknya patah-hati memberikan sensasi bahwa kita memang masih hidup. Lagipula siapa bilang ditolak cinta itu tidak indah? Itu indah, Bung! Pikirkanlah dari sudut yang berbeda! (132)” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Percayalah, hal yang paling menyakitkan di dunia bukan saat kita lagi sedih banget tapi nggak ada satu pun teman untuk berbagi. Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita lagi happy banget tapi justru nggak ada satu pun teman untuk membagi kebahagiaan tersebut. Tapi, ada yang lebih celaka lagi, yaitu ketika kita justru seneng banget pas lihat teman susah, dan sebaliknya terasa susah banget di hati pas lihat teman lagi senang. Hiks! (156)” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

Cinta sejati akan membuatmu selalu tetap menari meskipun musiknya telah lama berhenti. (182)” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya

“Kalian sama sekali tidak memerlukan kelopak mata untuk memandang cinta sejatimu. Tidak memerlukan kelopak mata untuk mengenalinya. Ia selalu datang, tak pernah tersesat. (190)” 
― Tere LiyeBerjuta Rasanya




Hasil gambar untuk cover berjuta rasanya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar