Genap tujuh tahun penantian Via kini. Perpisahan saat itu dihiasi dengan tangisan
Via yang tak kunjung berhenti hingga membuat matanya merah. Tapi perpisahan
tetaplah perpisahan tidak bisa dirubah oleh apapun meskipun dengan tangisan
Via. Tangisan Via tidak bisa merubah pendiriannya untuk tetap tinggal. Memang
keinginan itu telah membulatkan tekadnya untuk tetap pergi menggapai
cita-citanya.
Tapi
apa yang bisa Via dapat.Sekalipun ia tidak pernah menghubungi Via lagi sejak
kepergiannya. Yah Via selalu berfikir kalau dia mungkin saja sedang sibuk
maklumlah kuliah dibidang kedokteran tidaklah mudah. Dia selalu berfikir
demikian untuk menghibur dirinya sendiri yang sudah rindu padanya. Dia berharap
kak Faris pacarnya itu bisa kembali dan cepat-cepat merampungkan kuliahnya.
Tapi kuliah di bidang kedokteran membutuhkan waktu yang lama meskipun demikian
tidak bisakah kak Faris pulang barang hanya sebentar saja pikirnya suatu ketika
jika dia benar-benar rindu padanya.
Tiga
tahun lalu sebelum kepergiannya Via pernah membujuknya untuk tetap tinggal dan
melanjutkan sekolahnya di kota tempat tinggalnya saja tak perlu pergi keluar
kota. Tapi tetap saja Via
masih saja tak bisa mencegah kepergiaanya. Pada akhirnya Via pun mengikhlaskan
kepergian kak Faris.
Meski
begitu berat bebannya menanggung kerinduannya yang begitu dalam pada kak Faris
dia tetap tenang dan bisa mengendalikan perasaannya itu. Dia tetap percaya pada
janji kak Faris kalau dia akan pulang suatu hari nanti. Itulah yang membuat Via
tetap setia menunggu kak Faris hingga detik ini.
“Vi,kenapa sih kamu masih saja setia menunggu
kak Faris pulang?”Tanya temannya suatu ketika.
“Karena aku percaya kalau kak Faris tidak
akan melanggar janjinya untuk kembali,”
“Tapi apa kamu tidak takut kalau kak Faris
sudah punya cewek disana?”
“Yah aku pernah pula berfikir sepertimu
Tin,tapi aku tak mau merubah kepercayaanku pada kak Faris sebelum dia berkata
sendiri yang sebenarnya padaku,”
“Kamu memang hebat Vi bisa menunggu begitu
lama dan percaya pada pacarmu itu.Pantas aja banyak cowok yang menaksirmu,”
*******
Kejadian
waktu itu terlalu indah untuk dilupakan. Ketika kak Faris datang kerumahnya dan
memintanya untuk menjadi pacarnya bahkan meminta restu kepada kedua orang tua
Via. Itulah yang tidak
pernah membuat Via berhenti menunggunya dan percaya padanya. Meski sudah begitu
banyak cowok yang ingin menjadi pacarnya tapi ditolak juga. Hatinya terlanjur
tertambat pada satu orang yaitu kak Faris.
Sampai kapanpun Via akan selalu menunggu
kedatangan kak Faris.Dia tak pernah menganggap hubungannya dengan kak Faris
berakhir sebelum ada kesepakatan diantara mereka berdua.
Hingga
pada hari ulang tahunnya pun ia tetap berharap kak Faris akan pulang
mengucapkan selamat ulang tahun untuknya. Tak ada kado darinya pun tak apa-apa
asalkan dia bisa melihat kak Faris kembali. Tapi ternyata harapannya yang tidak
begitu muluk itupun sia-sia saja. Pasalnya kak Faris tetap saja tidak hadir
dihari ulang tahunnya itu bahkan mengirim kartu ucapanpun enggan ia lakukan.
Hal ini membuat Via sedikit meragukan janji kak Faris itu.
*******
Tapi
tiga hari setelah hari ulang tahunnya itulah kak Faris pulang. Via sudah menunggu didepan rumah dari sore
menunggu kak Faris datang bertandang kerumahnya. Tak disangka kali ini harapan
Via pun menjadi kenyataan. Kak Faris meminta maaf padanya pasalnya dia tidak
bisa datang tepat di hari ulang tahunnya dan tidak pernah mengirim kabar karena
dia terlalu sibukdenagan jam kuliahnya yang padat. Seketika itu Via langsung
menangis dan mengakui kesalahan yang ia
lakukan.
“Kak, Via mau minta ma’af karena tiga hari
terakhir ini Via meragukan janji kakak.Via pikir kakak tidak akan kembali
karena sudah mendapatkan seorang cewek disana,”
“Yah sih pengennya juga gitu aku tak perlu
pulang toh disana ceweknya cantik-cantik.Tapi aku terlanjur berjanji pada
seseorang jadinya aku kembali untuk memenuhi janjiku itu,”
“Kak Faris,”
“Iya,iya aku minta ma’af aku terlalu lama
meninggalkannmu membuatmu menungguku dan mempercayai janji ku.Maafkan aku
yach,”
“Iya kak,”ucap Via sembari meneteskan air
matanya.”
“Oh ya kak Faris ada hadiah untukmu,”
Tiba-tiba kak Faris mengeluarkan satu kotak
kecil dari kantong celananya. Kotak kecil itu berisi dua buah cincin. Kak Faris
berniat untuk melamar Via.
“Dek Via,Mohon permintaan kak Farismu ini
diterima karena kak Faris tidak ingin membuat dek Via merasa cemas lagi
menunggu kedatangan kak Faris yang pergi tanpa kabar apapun.Kak Faris mau dek
Via bisa selalu ada disamping kakak dan menemani kakak menyelesaikan kuliah
kakak,”ucap kak Faris panjang lebar.
*******
Seketika
itu Via tak bisa berkata apapun ia hanya bisa menyerahkan keputusan kepada
kedua orang tuanya. Kalau mereka setuju maka tidak akan ada keraguan lagi
dihati Via. Toh dia sudah merampungkan kuliahnya. Bekerja menjadi guru disana
kan bukan hal yang buruk asalkan dia bisa selalu bersama-sama dengan kak Faris
apapun akan dia lakukan.
Ternyata
penantiannya selama ini tidak sia-sia. Pasalnya kak Faris pulang memenuhi
janjinya bahkan ia pun mendapat hadiah yang special di hari ulang tahunnya itu
meskipun sudah terlambat.
Satu
hal yang dapat kita ambil dari kisah ini bahwa kepercayaan adalah hal yang
sangat diperlukan dari adanya sebuah hubungan. Dan juga tak selamanya menanti
atau menunggu dalam ketidakpastian adalah hal yang buruk. Kadang kita akan
mendapatkan sesuatu yang lebih berharga dari apa yang telah kita lakukan itu
seperti halnya dengan Via yang senantiasa menanti dan pada akhirnya mendapatkan
sesuatu yang lebih dari apa yang telah ia harapkan. Sekali-kali berkorban demi orang yang kita
cintai tak masalah kan?
*******
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar