Jumat, 13 Juli 2018

Maya





Hari mulai senja ketika dia telah menyelesaikan membaca novel kesayangannya. Kini cerita dalam novel itu pun mulai mengisi kepalanya. Selain menjalankan hobinya dia pun mendapat begitu banyak hal yang bisa dia petik dari membaca novel tersebut.Namun lamunan yang ia bangun hilanglah sudah ketika ibunya datang menggedor kamar tidurnya.
“May,ayobangun !cepat Bantu ibu ,”teriakibunya.
“Iya,bu…,”
Dia pun bergegas memenuhi panggilan ibunya karena takut membuat ibunya marah lagi. Meskipun ia tidak sedang tidur di kamar ia enggan tuk memberitahu ibunya yang sebenarnya kalau dia sedang membaca novel kesayangannya itu. Karena kalau ibunya tahu dia pasti tambah kena marah habis-habisan.
            Setiap hari yang ia dengar dari ibunya hanyalah omelan-omelan yang membuat telinganya panas. Namun dia tahu kalau ibunya bersikap demikian adalah untuk kebaikannya juga. Memang hidup yang dijalani ibunya begitu sulit hingga dia tetap menahan keluh kesah yang ia rasakan. Sepeninggal ayahnya hamper setiap harinya ibunya harus banting tulang untuk mencari makan walau hanya sesuap nasi,selain itu ada pula biaya listrik dan uang spp nya yang harus selalu dibayar setiap bulannya.
“Apa yang bias Maya Bantu bu?”
“Itu May, tolong kupas kentang dan bawang di keranjang itu,” pinta ibunya sembari menunjuk bawang dan kentang itu.
“Baik bu,”
*******
            Sore ituberlalubegitusaja.Hari itu ibunya tak banyak bicara seperti biasanya. Apalagi omelan-omelan yang kerap ia dengar kini tak terdengar lagi. Entalah mengapa hari ini ibunya bersikap dingin seperti itu. Padahal dia lebih suka mendengar ibunya yang tak pernah bisa diam bila sedang memarahinya.
            Tak hanya di hari itu kini setiap harinya pula  dia mendapati ibunya menjadi pendiam dan tak banyak bicara apalagi mengomeli atau memarahinya. Sikap ibunya yang seperti itu membuatnya kangen dengan semua perintah dan omelan-omelan ibunya itu. Dia berfikir mungkin ibunya sedang menyimpan sesuatu yang di sembunyikan darinya. Tapi bagaimanapun dia adalah anaknya setidaknya dia pun harus tahu apa yang sedang dirasakan ibunya. Bukankah dia satu-satunya keluarga yang ia punyai. idak seharusnya ibunya menyimpan masalahnya sendiri. Sungguh tidak adil baginya bila dia harus melihat ibunya yang bersusah payah dan bersedih hati seperti itu. Sedangkan ia sebagai anaknya tidak bias berbuat apa-apa. Bagaimana dia bias berbuat atau sekedar menghibur ibunya bila dia sendiri tidak tahu masalah apa yang sedang dialami ibunya itu.
            Setiap kali dia mencoba bertanya kepada ibunya ada apa gerangan yang sedang mengganggu pikiran ibunya kini, setiap kali pula ibunya menolak memberi tahu dan lekas menghindar darinya.Ibunya hanya berpesan supaya dia rajin belajar dan tidak perlu memikirkan apa yang sedang dipikirkan ibunya itu.Selain itu tak ada lagi perkataan lain yang keluar dari mulut ibunya .Kini yang terdengar hanyalah suara batuk ibunya yang kian hari kian parah dan tidak kunjung reda.
            Tak terasa suara kokok ayam jantan pun terdengar sebagai tanda hari telah pagi. Dia bangun ketika mendapati ibunya sedang bersiap untuk menjajakan kue gorengannya di pasar. Tak ada pesan yang ia dapat hari itu yang ia dengar adalah suara salam dari ibunya sembari pergi meninggakannya.Sejenak dia termenung memikirkan semua masalah yang menimpanya kini. Namun ia sadar sudah waktunya sholat subuh dan tidak seharusnya dia bermalas-malasan sedangkan ibunya pagi-pagi sudah banting tulang mencari uang untuk membiayai hidupnya. Seusai mandi dan sholat subuh ia baca sejenak buku pelajaran yang telah diberikan gurunya kemarin sembari menunggu jam berangkat sekolah.
*******
            Meja makan telah kosong ketika dia hendak berangkat kesekolah. Bahkan sisa sebulir nasi pun tak ada. Ia santap habis sarapan pagi itu supaya ibunya tidak sia-sia menyiapkan sarapan untuknya meski hanya dengan lauk seadanya.
            Di sekolah yang tak terlalu jauh dari rumahnya itulah dia bersekolah. Tepatnya tempat dimana anak-anak orang kaya bersekolah. Sungguh beruntungnya dia bias berada di tempat yang mungkin tak seharusnya ia tempati. Tapi karena beasiswa yang ia dapat dan setumpuk piagam yang telah dikumpulkannya itulah dia bias menjadi bagian dari komunitas yang seharusnya bukan tempatnya.
            Namun semua orang mempunyai haknya masing-masing tidak terkecuali dia yang hanya anak yatim penjual gorengan. Itulah yang selalu ia tanamkan dalam dirinya hingga dia tidak merasa minder dengan orang-orang disekitarnya. Dan bias mendapat pelajaran dengan baik disekolahnya itu.
“Pagi May,…,”
“Pagi Sar,…!Tumben kamu berangkat pagi-pagi sekali.Ada apa?”
“Ah..kamu tahu aja kalau aku berangkat pagi pasti ada maunya hehehe….Apa kamu udah ngerjain pr fisika yang diberi guru kemarin?”
“Oh yang itu sudah.Memang kenapa kamu belum ngerjain ta?”
“Udah sih May tapi ada yang nggak aku bias,”
“Yang nomor berapa?Mungkin aku bias Bantu,”
“Wah makasih ya!Kamu memang temen aku yang paling baik.Cuma yang nomor lima aja skok.kemarin udah aku coba kerjain bahkan udah Tanya ke guru lesku tapi beliau juga nggak bias,”
“Oh yang itu aku juga nggak begitu yakin sih sama jawabanku tapi kalau kamu mau seperti jawabanku aku bias ajarin kok.Tapi kalau salah jangan marah yach…,”
“Ok boss mana mungkin sih aku marah.Yang pentingkan semua prnya selesai nggak peduli betul atau salah .Hehehe…,”
“Ya udah sini aku ajarin,”
*******
            Maya dengan senang hati mau mengajari Sarah pr yang tidak bias dikerjakan temannya itu. Walau bagaimanapun susahnya dia atau sedang sedih dia pasti tak akan pernah bias menolak permintaan Sarah kawannya itu. Karenanya Sarahlah satu-satunya teman baiknya disekolah. Dan Sarah pulalah yang paling tahu keadaannya dan sering membantunya dalam menyelesaikan masalahnya. Dari Sarah pulalah dia mendapatkan novel yang tiap hari ia baca sebagai hadiah di hari ulang tahunnya tahun lalu.
            Tapi kali ini dia benar-benar ingin menyimpan masalahnya sendiri. Dia tidak ingin terus-terusan menyusahkan Sarah dan membebaninya dengan masalah-masalah yang kini menimpanya. Biar dia sendiri sajalah yang menanggung kesedihannya. Toh itu adalah masalahnya tak seharusnya melibatkan Sarah dalam masalahnya itu. Di balik jilbab putih yang sudah nampak kusam itulah dia menyembunyikan wajahnya. Senyum yang senantiasa tersungging di bibirnya pun membantunya menyembunyikan semua kesedihan yang ia rasakan.
            Waktu berputar begitu cepat hingga tak terasa bel tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi. Sarah menawarinya untuk pulang bareng tapi dia menolaknya. Toh rumahnya tak jauh dari sekolahnya buat apa dia menyusahkan Sarah yang rumahnya tak searah dengan rumahnya. Tapi sebelum pulang ada sesuatu hal yang ingin Sarah bicarakan dengannya. Ternyata sarah menawarinya sebuah pekerjaan.
“Pekerjaan apa itu Sar?”
“oh pekerjaan menjadi guru les privat.Kamu mau kan?”
“Tapi aku takut nggak bias,”
“Ah tenang aja kamu hanya mengajar anak kelas tiga sd kok,”
“Apa yang benar?”
“Iya masak sih aku bohong,tapi…,”
“Tapi ada apa Sar,”
“Begini May masalahnya anaknya tuh susah diatur dan sulit sekali kalau diajari.Tapi aku yakin kamu akan bias mengatasinya dengan kesabaran yang kamu miliki,”
“Insya Allah mudah-mudahan aku bias.Memangnya anaknya siapa sih Sar dan kapan aku bias mulai bekerja,”
“Itu anaknya temen mamaku dan katanya besok kamu udah mulai bias bekerja disana.Soalnya guru les yang mamanya pekerjakan  kemarin nggak sanggup lagi.Tapi tenang aja jangan putus asa kamu coba aja dulu siapa tahu kamu bias,”
“Iya makasih ya Sar aku akan coba.Kan untung kalau aku berhasil aku bias dapat uang dan membantu ibuku membayar sppku,”
“Ya udah besok sepulang sekolah kamu aku antar kerumahnya,”
“Ok deh tapi Sar aku mohon jangan kasih tahu ibuku ya soal ini.Karena ibuku nggak mungkin mengizinkan aku bekerja,”
“Trus kalau ibumu Tanya aku harus bilang apa?”
nanti.Ok,”
“Ya baiklah kalau itu maumu.Aku pulang dulu yach,”
*******
            Hari itu Maya benar-benar merasa senang.Pasalnya dia baru dapat kerja di waktu luangnya. Dan mungkin saja dengan begini dia bias membantu beban ibunya sedikit bila mungkin inilah masalah yang sedang dipikirkan ibunya.
            Setibanya dirumah seperti biasanya ibunya tidak ada di rumah. Mungkin saja ibunya sedang mengantarkan cucian tetangga yang menggunakan jasa ibunya.Seusai mandi, sholat dan makan ia mulai membuka kerdus-kerdus bekas yang berisi buku-bukunya sewaktu masih sd. Ibunya sengaja tidak meloakkannya karena takut masih diperlukan karena kalau beli lagi harganya pastilah tak semurah yang dulu.
            Buku-buku sdnya yang telah usang kini ia pelajari. Karena ia takut besok tidak bias mengajar dengan baik karenannya dia bukannlah guru sesungguhnya dengan ijazah sarjana dan telah di akui statusnya sebagai guru. Tapi dia tetap mencoba yang terbaik .
Kini ingatannya pun mulai kembali sewaktu dia masih sd dulu. Tapi ibunya tiba-tiba membuyarkan lamunannya itu dengan ucapan salam.
            Ibunya yang terlihat tampak lelah itu hanya menampakkan senyum di bibirnya. Meskipun bertapa kerasnya beliau bekerja namun tak sedikitpun terlintas di benaknya membuat anaknya sedih dan menghawatirkannya. Tapi diam-diam Maya sudah tahu kalau ibunya sedang menyimpan suatu masalah yang enggan diceritakan padanya.
            Dengan tetap tersenyum ibunya bertanya padanya.Kali ini dia benar-benar menyadari kalau ibunya sudah kembali seperti semula dan mau mengucapkan sepatah kata padanya.
“Sedang apa May?”
“Oh sedang mencari buku-buku sd bu karena disekolah ada pelajaran sedikit yang ada hubungannya dengan pelajaran sd.,”
‘Ya sudah kalau begitu cepat rapikan kalau sudah selesai.Dan segera temui ibu diruang tamu kalau kamu udah selesai,”
“Iya bu,”
*******
            Betapa senangnya hatinya hari ini .Pasalnya dia mendapat kebahagiaan ganda. Baru saja dia mendapatkan pekerjaan  eh ibunya juga telah kembali seperti semula. Selesai mendapatkan buku yang ia cari dan merapikannya ia pun bergegas memenuhi panggilan ibunya. Betapa bersyukurlah dia kepada Allah atas kebahagiaan yang telah ia dapat hari ini.
“Ada apa bu?”
“Sini May ada sesuatu yang penting yang ingin ibu bicarakan sama kamu,”
“Apa itu bu Maya ingin sekali mendengarnya,”ucapnya dengan riang.Dan dia berharap apa yang akan ibunya katakan adalah sesuatu yang bias membuatnya bertambah bahagia.
            Ibunya pun memulai dengan lemah lembut tutur katanya. Tapi ekspresi ibunya yang tadi bahagia kini kembali bersedih.
“Sekarang kamu sudah besar May dan sudah seharusnya kamu tahu apa yang selama ini sudah ayah dan ibu simpan selama bertahun-tahun lamanya.\,”
            Maya tetap menyimak kata demi kata yang keluar dari mulut ibunya itu. Namun jantungnya berdebar-debar tak sabar ingin mengetahui apa yang selama ini sudah ayah dan ibunya sembunyikan selama bertahun-tahun darinya. Bahkan sepeninggal ayahnya pun ibunya tetap enggan untuk memberi tahunya. Mungkin inilah waktu yang dirasa tepat untuk memberi tahunya sekarang mengenai rahasia itu.
            Ternyata apa yang selama ini ayah dan ibunya rahasiakan adalah sesuatu yang di luar dugaannya. Seketika itu harapannya tentang sesuatu yang lebih baik dan menggembirakan dari pekerjaan baru kini sirnahlah sudah. Bukan kebahagiaan yang ia dapatkan tapi malah sesuatu yang membuat semua impiannya sirnah dan harapannya sia-sia. Dia benar-benar tidak bias menerima kenyataan itu tapi apa boleh buat tidak ada pilihan lain yang bias dia pilih. Dia hanya bias pasrah memenuhi keinginan orang tuanya itu. Meski begitu berat baginya harus terikat dengan orang yang tidak ia sukai bahkan lebih-lebih tidak ia kenal.
            Air matanya tumpah begitu saja dia jatuh tersungkur dalam pelukan ibunya. Ibunya hanya bias berucap kata ma’af pada anak semata wayangnya itu. Namun Maya mencoba untuk tetap ikhlas menerima semua ini. Meski tak tahu apakah dia bias bertahan ataukah tidak menghadapi semua ini.
*******
“Ma’afkan ibu May,ibu tak bermaksud untuk membuatmu sedih dan menderita tapi ini sudah menjadi keputusan kami semua ketika kamu masih kecil,”
“Tidak bu ,ini bukan salah ibu mungkin sudah menjadi takdir maya seperti ini,”
“Tapi May kalau saja ayah dan ibu menolak perjodohan itu mungkin semua ini tidak akan terjadi padamu,”
“Sudahlah bu semuanya sudah terjadi kalau ayah dan ibu tidak melakukan semua itu mungkin ayah dan ibu akan jadi anak yang durhaka kepada orang tua.Aku pasti bias melewati semua ini,”
“Tapi May kalau kamu tidak sanggup tidak diteruskan juga nggak apa-apa,ibu coba bicarain lagi dengan orang tuannya,”
“Nggak apa-apa bu Maya mau menjalaninya.Maya yakin Maya pasti kuat menjalaninya seperti ayah dan ibu yang sudah kuat menyimpan rahasia ini dan mengulur-ulur waktu selama bertahun-tahun hanya demi kebahagiaan Maya dan tidak mau membuat Maya sedih.Semua pengorbanan ayah dan ibu begitu besar maka biarkan aku menjalani apa yang seharusnya aku lakukan demi baktiku kepada ayah dan ibu akupun tidak ingin menjadi anak yang durhaka kepada orang tua karena tidak mematuhi perintah ayah dan ibu,”
“Makasih May,kamu sudah mau menerima semua ini,”
“Iya bu,Maya hanya minta satu permintaan ,”
“Apa itu May,”
“Izinkan Maya bekerja besok menjadi guru les privat anak sd.Maya mohon bu?”
“Tapi May,”
“Aku tahu ibu tidak akan mengizinkan Maya bekerja,tapi Maya mohon?Anggap saja ini permintaan terakhir Maya bu,selagi Maya punya kesempatan,”
“Baiklah kalau itu maumu tapi kamu harus ingat jangan lupa belajar dan jaga kesehatanmu karena kamu sudah besar ibu tidak mungkin selalu bias menjagamu,”
“Baik bu,”ucap Maya terakhir kalinya dan ia pun bergegas menuju ke kamarnya.
*******
            Begitupun berat masalah yang sedang ia alami namun paginya ia tetap menampakkan wajahnya yang ceria seperti biasa. Mungkin saja ia tak mau ibunya melihatnya sedih.Sekolahnya pun berjalan lancer-lancar saja seperti biasa. Tak satupun kata-katanya terucap tentang masalah itu apalagi berniat untuk memberi tahu Sarah sahabatnya itu.
            Sepulang sekolah sehabis melakukan kebiasaannya sehari-hari ia dijemput oleh Sarah untuk diantar kerja kerumah teman mamanya itu. Tak lupa berpamitan dengan ibunya tercinta dia pun berangkat dengan wajah tetap bersandiwara yaitu senang.Ia tak ingin masalah  yang sedang ia hadapi mengganggu pekerjaannya. Selagi ia masih punya kesempatan ia ingin dapat melakukan yang terbaik untuk pekerjaan barunya itu.
“Lho May kamu kok izin ibumu masuk kerja bukannya kemarin kamu kamu bilang kita harus merahasiakannya?”Tanya Sarah heran.
“Oh itu aku udah beri tahu ibu dan beliau mengizinkan asalkan aku tidak lupa belajar dan menjaga kesehatanku,”
“Wah syukur deh kalau begitu.Kupikir ibumu akan marah seperti biasanya,”
“Iya aku juga begitu.Tapi kalau aku membohongi ibuku aku malah tidak akan bias bekerja dengan baik,”
“Yah kamu benar ya udah ayo berangkat,”
*******
            Rumah mewah diseberang jalan yang tak begitu jauh dari rumah Sarah itulah tempatnya bekerja. Dan gadis kecil berambut lurus, berponi dan bermata sipit itulah anak yang akan diajar oleh Maya. Tampak dari luar kelihatannya anak ini cerdas dan manis. Tapi ternyata nakalnya minta ampun. Tapi Maya yakin sebenarnya anak yang diajarnya adalah anak yang baik. Mungkin aja dia sedang kesepian dirumah sendirian dan hanya bertemankan pembantu.
            Perlahan tapi pasti akhirnya Maya pun berhasil merubah tabiat anak kecil  yang kerap dipanggil Dea itu. Sekarang nilai-nilai anak itupun bagus-bagus setelah mendapat bimbingan dari Maya. Apalagi sikap anak itu sekarang pun sudah bias dikontrol dan tidak nakal lagi. Ternyata benar apa yang diperkirakan Maya selama ini anak itu benar-benar kesepian.Pasalnya kakaknya tercinta telah meninggalkannya untuk bersekolah diluar kota dan hanya pulang sebulan sekali atau terkadang kalau sedang liburan saja.
            Tapi sekarang anak anak itu tidak merasa kesepian lagi karena ada Maya yang setiap hari menemaninnya belajar dan bermain. Orang tua anak itupun puas dengan pekerjaan Maya yang tidak hanya sebagai guru privat tetapi juga sebagai teman Dea bermain. Dea yang setiap harinya hanya menutup diri kini bias terbuka sama orang terutama Maya. Semua keluh kesah yang ia rasakan diceritakannya pada Maya terutama kerinduannya yang sangat besar kepada kakaknya tercinta. Meski sedetikpun Maya tak pernah bertemu dengan kakak muridnya itu tapi perlahan-lahan dia mulai mengagumi sosok kakak yang diceritakan oleh Dea itu.
*******
            Semua berjalan lancar dan baik. Maya pun telah selesai ujian kelulusan. Dan syukurlah dia lulus dengan nilai terbaik disekolahnya. Tapi hal ini tidak cukup membuatnya bahagia karena dihari itulah ibu mertuanya akan dating menjemputnya untuk tinggal dengan mereka.
            Ketika sebuah mobil berhenti didepan rumahnya ketika itupula Maya harus bergegas meninggakan rumah dan ibunya. Karena ditinggal Maya ibunya pun memutuskan untuk pulang kampung mengurus neneknya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Maya pun menghargai keputusan ibunya itu. Tapi ada satu yang mengejutkan. Ternyata mertua Maya adalah orang tua Dea yang tidak lain dan tidak bukan adalah muridnya sendiri. Mertuanya sangat senang dengan kedatangan maya dirumahnya. Apalagi Maya bias tinggal menetap disana dan menemani Dea setiap hari. Tapi dihari itu orang yang dijodohkan dengannya yang tidak lain adalah kakak Dea tidak bias dating karena masih harus mengurusi kepulangannya dan menata barang-barangnya disana.
            Perlahan Maya mulai sedikit tenang dan bias meredam kekhawatirannya selama ini. Pasalnya dia sudah mendapat sedikit gambaran tentang suaminya itu dari Dea. Meskipun masih belum pernah bertemu secara pasti.
            Senyum mengembang dibibir Dea karena dia tidak kesepian lagi dengan adanya maya. Apalagi kakanya tercinta juga segera pulang dan menetap dirumahnya karena dia memutuskan untuk tetap kuliah di sekitar kota tempatnya tinggal saja.
*******
            Malam itu hujan turun begitu derasnya. Mulai teringat kenanagan bersama ibunya dulu di benak Maya. Saat hujan turun ibunya pasti akan menemaninya melewati setiap tetes air hujan yang turun dan tidak akan pernah meninggalkannya sedetikpun. Karena sejak kecil hingga besar kini dia tetap takut dengan petir yang menyambar setiap hujan turun. Tapi hari itu dia mencoba untuk mengatasi ketakutannya sendiri karena tidak lagi ada ibunya disampingnya.
            Hujan sedikit reda ketika seorang anak laki-laki seumuran dengannya dating membuka pintu rumahnya. Anak itu tidak lain dan tidak bukan adalahcalon suaminya sendiri. Dea langsung berlari dan berhambur kedalam pelukan anak laki-laki itu. Ibu mertuanya menyuruh Maya mengambilkan handuk untuk calon suaminya itu yang basah kuyup karena kehujanan. Terlihat wajah Dea begitu gembira dan berseri-seri melihat kedatangan kakaknya itu.
            Berbeda dengan Maya. Mulai tumbuh kecemasan dibenaknya. Pasalnya calon suaminya itu tak seperti apa yang selama ini diceritakan Dea.S ikapnya yang dingin padanya membuat Maya tidak tahan terus-menerus harus membuka pembicaraan dengannya seperti yang diperintahkan mertuanya itu. Tetapi jika berada didekat Dea adiknya anak lelaki itu tidak bersikap dingin. Malah ia tidak pernah sedikitpun menyuruh adiknya pergi untuk memberinya waktu istirahat sejak kepulangannya itu.
            Malam itu berlalu begitu saja .Tidak ada sedikitpun ekspresi terkejut diwajah anak laki-laki itu. Mungkin saja ia sudah mengetahui akan kedatangan Maya dirumahnya lebih-lebih mungkin pula dia sudah mengetahui tentang perjadohan itu lebih awal.
            Seminggu setelah kedatangan calon suaminya itu akhirnya Maya pun menikah. Terlihat senyum yang mengembang diwajah ibunya, Maya pun sedikit lega. Akhirnya setelah bertahun-tahun memendam kesedihan ternyata ibunya bisa tersenyum dengan begitu manisnya. Meski pada akhirnya harus berpisah dengan ibunya, Maya sudah cukup bahagia bisa melihat ibunya tersenyum kembali.
*******
            Esoknya Maya dan anak laki-laki itu berangkat kuliah bersama. Pasalnya mertua Maya atau orang tua anak laki-laki itu sudah mendaftarkannya jauh-jauh hari sebelum kedatangannya dan kepulangan anaknya itu. Di Universitas tempat anak-anak orang kaya itulah dia kuliah. Seperti biasa dia harus beradaptasi dengan lingkungan yang seharusnya bukan tempatnya itu. Dia belajar di fakultas kedokteran sama seperti anak laki-laki suaminya itu. Mungkin ibu mertuanya yang mengatur semua itu. Cita-cita Maya yang semula ingin menjadi guru pun pupus sudah. Tapi dia cukup beruntung bias kuliah padahal dulu dia tidak pernah menyangka bias masuk universitas yang murah sekalipun.
            Meski satu fakultas dengan suaminya itu mereka tak terlihat bersama-sama. Suaminya terlebih sering bersama seorsng wanita yang seumuran dengannya yang mungkin juga teman lama suaminya. Tapi ada satu hal yang membuat Maya tampak bahagia. Akhirnya dia bertemu dengan Sarah kembali dan satu fakultas dengannya. Bertapa bahagianya dia ketika sahabatnya itu dating dengan senyuman dan langsung berhambur ke dalam pelukannya.
“Wah May,nggak nyangka kita bias bertemu lagi,”
“Iya Sar,aku seneng banget bias bertemu lagi denganmu.Mungkin kita jodoh kali yach?”
“Ah iya kamu bener.Tapi kamu kok ambil fakultas kedokteran bukanya kamu ingin jadi guru?”
“Oh ini mertuaku yang pilihkan,”
“Oh iya aku udah tahu semuanya sekarang.Waktu itu aku pernah kerumahmu untuk mengajakmu daftar disini karena mamaku ingin biayai kuliah kamu supaya aku punya teman.Yahu sendiri kan Cuma kamu temen baikku.Tapi ibumu bilang kamu sudah dibawa oleh ibu mertua mu.Memangnya kamu udah menikah kok nggak ngasih tahu aku sih?”
“Sorry aku juga nggak tahu.Aku tahunya waktu kita lulus itu ternyata aku udah dijodohin ama orang tua aku,”
“Kenapa kamu nggak nolak kan masih banyak pilihan.Kamu bias pilih orang yang kamu sukai sebagai pendamping hidupmu,May,”
“Tak ada pilihan lain Sar,semuanya udah terjadi kamu tahu kan aku nggak mungkin menolak keinginan orang tuaku.Apalagi ini sudah menjadi keputusan bersama sebelum ayahku meninggal,”
*******
            Semua hal yang selama ini Maya sembunyikan dari sahabatnya akhirnya ia ceritakan. Dia pun menceritakan kalau mertuanya itu adalah temanya mamanya sarah yang tidak lain dan tidak bukan adalah orang tua anak yang pernah diajar Maya dulu. Seketika itu pula air matanya tumpah dihadapan sahabatnya itu. Baru kali ini dia benar-benar mengungkapkan kesedihannya pada sahabatnya itu. Sarah pun berpesan agar Maya mau bercerita padanya kalau Maya sedang ada masalah. Dia berfikir mungkin saja bias membantu maya menyelesaikan masalahnya jika dia bias.
            Sedikit beban telah hilang dalam benak Maya. Karenanya dia sudah menceritakan semua masalahnya pada Sarah sahabatnya itu. Meski tak bias membantu banyak tapi penghiburan dari sahabatnya itu sudah bias menghapus sebagian kesedihannya.
            Kuliah berakhir ketika seorang wanita setengah baya keluar dari kelasnya. Dia pun pulang bersama suaminya seperti biasanya. Tapi suaminya itu tetap bersama dengan wanita yang sering digandengnya itu. Mobil berwarna silver itupun melaju dengan kencangnya. Maya duduk didepan bersama supir sedangkan Deny suaminya itu duduk dibelakang bersama wanita itu.
            Maya mulai menyadari kalau wanita yang sering bersama suaminya adalah pacar suaminya. Maya pun tidak bias berbuat apa-apa.Bahkan bertanya pada Deny pun enggan ia lakukan.Ia berfikir biarlah suaminya mendapatkan kebahagiannya sendiri. Tapi setelah ia ceritakan semua itu pada Sarah, Sarah malah marah-marah padanya.
“May,kenapa sih kamu biarkan suamimu bersama wanita lain,”
“Biarlah Sar, biar dia mendapatkan kebahagiaan yang dia inginkan,’
“Tapi ini tak adil bagimu May,Suamimu sudah berselingkuh.Padahal kamu satu kalipun tidak pernah merasakan apa yang namanya berpacaran.Setidaknya kamu juga bias lakukan apa yang seperti suamimu lakukan .biar semuanya adil May,”
“Sudahlah Sar,aku hanya tidak ingin melihat ibuku sedih jika aku berbuat demikian.Karena aku sudah berjanji pada ibuku akan menjadi istri yang baik untuk suamik,”
“Ya sudah kalau itu keputusanmu.Mungkin suatu hari nanti suamimu akan sadar bahwa kamulah wanita yang paling baik dan dia beruntung telah memilikimu,”
“Iya semoga saja semua perkataanmu itu menjadi kenyataan,”
*******
            Hari itu setelah panjang lebar bercerita pada Sarah tiba-tiba suaminya memanggilnya dan mengajaknya pulang. Hari itupula suaminya tak terlihat lagi menggandeng wanita yang sering diajaknya kemana-mana. Senyum manis mulai tersungging di bibir Maya.  Namun dia tetap sedih melihat wajah suaminya yang tak tampak ceria dari biasanya. Mulai timbul kekhawatiran dalam dirinya. Entahlah apa yang sebenarnya ia rasakan ia sungguh mengkhawatirkan suaminya itu. Mungkinkah ini pertanda kalau dia sudah mulai menyukai suaminya itu.
            Dirumah pun suaminya tetap berwajah murung. Semampu mungkin dia mencoba menghibur suaminya itu dan bertanya apakah gerangan yang selama ini mengganggu pikiran suaminya. Sejenak suaminya mulai bias bersikap terbuka pada Maya. Dia bercerita kalau dia baru saja putus dari pacarnya karena pacarnya selingkuh dibelakangnya. Maya pun mencoba menghibur suaminya itu.
            Maya mencoba berbicara pada mantan pacar suaminya itu untuk mau kembali berpacaran dengan suaminya. Dia rela dan ikhlas melakukan demikian supaya suaminya bias tersenyum kembali seperti biasanya. Akhirnya mantan pacar suaminya pun mau kembali berpacaran dengan suaminya.
            Wajah Deny suaminya itu pun kembali berseri-seri. Bahkan dia pun mulai bias bersikap ramah dan tidak dingin lagi pada Maya. Tapi semua itu tidak berlangsung lama. Pasalnya pacar suaminya itu kembali berselingkuh dengan pacarnya yang dulu. Akhirnya dari Sarah suaminya tahu bahwa Mayalah yang membujuk mantan pacarnya itu untuk kembali padanya. Sarah pun mengatakan kalau Maya melakukan semua itu karena dia mencintai suaminya itu dan tidak mau melihat suaminya terpuruk dalam kesedihan.
“May,kenapa kamu lakukan semua itu demi aku.Bukankah kau juga menyukaiku?”Aku sudah tahu semuanya tapi kalau kamu benar menyukaiku kenapa kamu mau aku kembali dengan pacarku?”Tanya Deny.
“Aku hanya ingin yang terbaik untukmu dan aku ingin melihatmu bahagia,”
“Apa ini yang kau harapkan.Mengorbankan kebahagianmu sendiri demi mendapatkan kebahagianku.Sungguh aku tidak rela dengan kebahagiaan yang kamu berikan,”
“Maafkan aku Den,aku nggak bermaksud…,”
*******
            Akhirnya air mata Maya pun tumpah dihadapan Deny suaminya itu. Deny mendekapnya erat dan minta maaf atas kesalahannya selama ini. Kini dia menyadari bahwa istrinya adalah wanita yang terbaik yang pernah ia miliki .Istri yang mau mengorbankan segala kebahagiaannya sendiri demi kebahagiaan suaminya. Deny sungguh beruntung bias memiliki Maya.
            Semua pun berakhir dengan kembalinya Deny pada Maya. Akhirnya mereka pun bias menerima perjodohan itu dan menjadi pasangan yang hidup bahagia. Mertua dan adik ipar Maya pun bahagia, akhirnya mereka bias akur dan hidup bersama. Setelah sekian lama mereka hanya saling berdiam dan menutup diri sendiri. Mereka berdua pun lulus menjadi dokter dan mendirikan rumah sakit sendiri untuk menolong orang-orang yang tidak mampu.
            Satu hal yang dapat Maya petik dari kisah hidupnya “Bahwa perjodohan tidak selamanya adalah hal yang buruk. Bukan pula sesuatu yang bias menghancurkan semua impian dan kebebasannya. Tapi dari sini dia bias peroleh impian baru yang tidak pernah ia impikann sebelumnya yang pula tak pernah ia sangka akan menjadi kenyataan. Selain itu yang dapat ia petik dari hidupnya dan novel kesayangannya adalah “Bahwa disetiap ada kesulitan maka Allah juga akan membalasnya pula dengan kemudahan dan kebahagiaan yang jauh lebih besar dari apa yang telah ia korbankan.vDan kesabaran adalah hal yang paling utama yang harus kita tanamkan dalam diri kita masing-masing.
*******

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar