Hari mulai senja ketika dia telah
menyelesaikan membaca novel kesayangannya. Kini cerita dalam novel itu pun
mulai mengisi kepalanya. Selain menjalankan hobinya dia pun mendapat begitu
banyak hal yang bisa dia petik dari membaca novel tersebut.Namun lamunan yang
ia bangun hilanglah sudah ketika ibunya datang menggedor kamar tidurnya.
“May,ayobangun !cepat Bantu ibu ,”teriakibunya.
“Iya,bu…,”
Dia pun bergegas memenuhi panggilan ibunya karena takut membuat ibunya
marah lagi. Meskipun ia tidak sedang tidur di kamar ia enggan tuk memberitahu ibunya
yang sebenarnya kalau dia sedang membaca novel kesayangannya itu. Karena kalau ibunya tahu dia pasti tambah
kena marah habis-habisan.
Setiap hari yang ia dengar dari ibunya
hanyalah omelan-omelan yang membuat telinganya panas. Namun dia tahu kalau
ibunya bersikap demikian adalah untuk kebaikannya juga. Memang hidup yang
dijalani ibunya begitu sulit hingga dia tetap menahan keluh kesah yang ia
rasakan. Sepeninggal ayahnya hamper setiap harinya ibunya harus banting tulang
untuk mencari makan walau hanya sesuap nasi,selain itu ada pula biaya listrik
dan uang spp nya yang harus selalu dibayar setiap bulannya.
“Apa yang bias Maya Bantu bu?”
“Itu May, tolong kupas kentang dan bawang di keranjang itu,” pinta
ibunya sembari menunjuk bawang dan kentang itu.
“Baik bu,”
*******
Sore
ituberlalubegitusaja.Hari
itu ibunya tak banyak bicara seperti biasanya. Apalagi omelan-omelan yang kerap
ia dengar kini tak terdengar lagi. Entalah mengapa hari ini ibunya bersikap
dingin seperti itu. Padahal dia lebih suka mendengar ibunya yang tak pernah
bisa diam bila sedang memarahinya.
Tak
hanya di hari itu kini setiap harinya pula
dia mendapati ibunya menjadi pendiam dan tak banyak bicara apalagi
mengomeli atau memarahinya. Sikap ibunya yang seperti itu membuatnya kangen
dengan semua perintah dan omelan-omelan ibunya itu. Dia berfikir mungkin ibunya
sedang menyimpan sesuatu yang di sembunyikan darinya. Tapi bagaimanapun dia adalah
anaknya setidaknya dia pun harus tahu apa yang sedang dirasakan ibunya.
Bukankah dia satu-satunya keluarga yang ia punyai. idak seharusnya ibunya
menyimpan masalahnya sendiri. Sungguh tidak adil baginya bila dia harus melihat
ibunya yang bersusah payah dan bersedih hati seperti itu. Sedangkan ia sebagai
anaknya tidak bias berbuat apa-apa. Bagaimana dia bias berbuat atau sekedar
menghibur ibunya bila dia sendiri tidak tahu masalah apa yang sedang dialami
ibunya itu.
Setiap
kali dia mencoba bertanya kepada ibunya ada apa gerangan yang sedang mengganggu
pikiran ibunya kini, setiap kali pula ibunya menolak memberi tahu dan lekas
menghindar darinya.Ibunya hanya berpesan supaya dia rajin belajar dan tidak
perlu memikirkan apa yang sedang dipikirkan ibunya itu.Selain itu tak ada lagi
perkataan lain yang keluar dari mulut ibunya .Kini yang terdengar hanyalah
suara batuk ibunya yang kian hari kian parah dan tidak kunjung reda.
Tak
terasa suara kokok ayam jantan pun terdengar sebagai tanda hari telah pagi. Dia
bangun ketika mendapati ibunya sedang bersiap untuk menjajakan kue gorengannya
di pasar. Tak ada pesan yang ia dapat hari itu yang ia dengar adalah suara
salam dari ibunya sembari pergi meninggakannya.Sejenak dia termenung memikirkan
semua masalah yang menimpanya kini. Namun ia sadar sudah waktunya sholat subuh
dan tidak seharusnya dia bermalas-malasan sedangkan ibunya pagi-pagi sudah
banting tulang mencari uang untuk membiayai hidupnya. Seusai mandi dan sholat
subuh ia baca sejenak buku pelajaran yang telah diberikan gurunya kemarin
sembari menunggu jam berangkat sekolah.
*******
Meja
makan telah kosong ketika dia hendak berangkat kesekolah. Bahkan sisa sebulir nasi pun tak ada. Ia
santap habis sarapan pagi itu supaya ibunya tidak sia-sia menyiapkan sarapan
untuknya meski hanya dengan lauk seadanya.
Di
sekolah yang tak terlalu jauh dari rumahnya itulah dia bersekolah. Tepatnya
tempat dimana anak-anak orang kaya bersekolah. Sungguh beruntungnya dia bias berada di
tempat yang mungkin tak seharusnya ia tempati. Tapi karena beasiswa yang ia
dapat dan setumpuk piagam yang telah dikumpulkannya itulah dia bias menjadi
bagian dari komunitas yang seharusnya bukan tempatnya.
Namun
semua orang mempunyai haknya masing-masing tidak terkecuali dia yang hanya anak
yatim penjual gorengan. Itulah yang selalu ia tanamkan dalam dirinya hingga dia
tidak merasa minder dengan orang-orang disekitarnya. Dan bias mendapat
pelajaran dengan baik disekolahnya itu.
“Pagi May,…,”
“Pagi Sar,…!Tumben kamu berangkat pagi-pagi sekali.Ada
apa?”
“Ah..kamu tahu aja kalau aku berangkat pagi
pasti ada maunya hehehe….Apa kamu udah ngerjain pr fisika yang diberi guru
kemarin?”
“Oh yang itu sudah.Memang kenapa kamu belum
ngerjain ta?”
“Udah sih May tapi ada yang nggak aku bias,”
“Yang nomor berapa?Mungkin aku bias Bantu,”
“Wah makasih ya!Kamu memang temen aku yang
paling baik.Cuma yang nomor lima aja skok.kemarin udah aku coba kerjain bahkan
udah Tanya ke guru lesku tapi beliau juga nggak bias,”
“Oh yang itu aku juga nggak begitu yakin sih
sama jawabanku tapi kalau kamu mau seperti jawabanku aku bias ajarin kok.Tapi
kalau salah jangan marah yach…,”
“Ok boss mana mungkin sih aku marah.Yang
pentingkan semua prnya selesai nggak peduli betul atau salah .Hehehe…,”
“Ya udah sini aku ajarin,”
*******
Maya
dengan senang hati mau mengajari Sarah pr yang tidak bias dikerjakan temannya
itu. Walau bagaimanapun susahnya dia atau sedang sedih dia pasti tak akan
pernah bias menolak permintaan Sarah kawannya itu. Karenanya Sarahlah
satu-satunya teman baiknya disekolah. Dan Sarah pulalah yang paling tahu
keadaannya dan sering membantunya dalam menyelesaikan masalahnya. Dari Sarah
pulalah dia mendapatkan novel yang tiap hari ia baca sebagai hadiah di hari
ulang tahunnya tahun lalu.
Tapi
kali ini dia benar-benar ingin menyimpan masalahnya sendiri. Dia tidak ingin
terus-terusan menyusahkan Sarah dan membebaninya dengan masalah-masalah yang
kini menimpanya. Biar dia sendiri sajalah yang menanggung kesedihannya. Toh itu
adalah masalahnya tak seharusnya melibatkan Sarah dalam masalahnya itu. Di
balik jilbab putih yang sudah nampak kusam itulah dia menyembunyikan wajahnya.
Senyum yang senantiasa tersungging di bibirnya pun membantunya menyembunyikan
semua kesedihan yang ia rasakan.
Waktu
berputar begitu cepat hingga tak terasa bel tanda berakhirnya pelajaran pun
berbunyi. Sarah menawarinya untuk pulang bareng tapi dia menolaknya. Toh
rumahnya tak jauh dari sekolahnya buat apa dia menyusahkan Sarah yang rumahnya
tak searah dengan rumahnya. Tapi sebelum pulang ada sesuatu hal yang ingin
Sarah bicarakan dengannya. Ternyata sarah menawarinya sebuah pekerjaan.
“Pekerjaan apa itu Sar?”
“oh pekerjaan menjadi guru les privat.Kamu
mau kan?”
“Tapi aku takut nggak bias,”
“Ah tenang aja kamu hanya mengajar anak kelas
tiga sd kok,”
“Apa yang benar?”
“Iya masak sih aku bohong,tapi…,”
“Tapi ada apa Sar,”
“Begini May masalahnya anaknya tuh susah
diatur dan sulit sekali kalau diajari.Tapi aku yakin kamu akan bias
mengatasinya dengan kesabaran yang kamu miliki,”
“Insya Allah mudah-mudahan aku bias.Memangnya
anaknya siapa sih Sar dan kapan aku bias mulai bekerja,”
“Itu anaknya temen mamaku dan katanya besok
kamu udah mulai bias bekerja disana.Soalnya guru les yang mamanya
pekerjakan kemarin nggak sanggup
lagi.Tapi tenang aja jangan putus asa kamu coba aja dulu siapa tahu kamu bias,”
“Iya makasih ya Sar aku akan coba.Kan untung
kalau aku berhasil aku bias dapat uang dan membantu ibuku membayar sppku,”
“Ya udah besok sepulang sekolah kamu aku
antar kerumahnya,”
“Ok deh tapi Sar aku mohon jangan kasih tahu
ibuku ya soal ini.Karena ibuku nggak mungkin mengizinkan aku bekerja,”
“Trus kalau ibumu Tanya aku harus bilang
apa?”
nanti.Ok,”
“Ya baiklah kalau itu maumu.Aku pulang dulu
yach,”
*******
Hari
itu Maya benar-benar merasa senang.Pasalnya dia baru dapat kerja di waktu
luangnya. Dan mungkin saja dengan begini dia bias membantu beban ibunya sedikit
bila mungkin inilah masalah yang sedang dipikirkan ibunya.
Setibanya
dirumah seperti biasanya ibunya tidak ada di rumah. Mungkin saja ibunya sedang
mengantarkan cucian tetangga yang menggunakan jasa ibunya.Seusai mandi, sholat
dan makan ia mulai membuka kerdus-kerdus bekas yang berisi buku-bukunya sewaktu
masih sd. Ibunya sengaja tidak meloakkannya karena takut masih diperlukan
karena kalau beli lagi harganya pastilah tak semurah yang dulu.
Buku-buku
sdnya yang telah usang kini ia pelajari. Karena ia takut besok tidak bias
mengajar dengan baik karenannya dia bukannlah guru sesungguhnya dengan ijazah
sarjana dan telah di akui statusnya sebagai guru. Tapi dia tetap mencoba yang
terbaik .
Kini ingatannya pun mulai kembali sewaktu dia
masih sd dulu. Tapi ibunya tiba-tiba membuyarkan lamunannya itu dengan ucapan
salam.
Ibunya
yang terlihat tampak lelah itu hanya menampakkan senyum di bibirnya. Meskipun
bertapa kerasnya beliau bekerja namun tak sedikitpun terlintas di benaknya
membuat anaknya sedih dan menghawatirkannya. Tapi diam-diam Maya sudah tahu
kalau ibunya sedang menyimpan suatu masalah yang enggan diceritakan padanya.
Dengan
tetap tersenyum ibunya bertanya padanya.Kali ini dia benar-benar menyadari
kalau ibunya sudah kembali seperti semula dan mau mengucapkan sepatah kata
padanya.
“Sedang apa May?”
“Oh sedang mencari buku-buku sd bu karena
disekolah ada pelajaran sedikit yang ada hubungannya dengan pelajaran sd.,”
‘Ya sudah kalau begitu cepat rapikan kalau
sudah selesai.Dan segera temui ibu diruang tamu kalau kamu udah selesai,”
“Iya bu,”
*******
Betapa
senangnya hatinya hari ini .Pasalnya dia mendapat kebahagiaan ganda. Baru saja dia mendapatkan pekerjaan eh ibunya juga telah kembali seperti semula.
Selesai mendapatkan buku yang ia cari dan merapikannya ia pun bergegas memenuhi
panggilan ibunya. Betapa bersyukurlah dia kepada Allah atas kebahagiaan yang
telah ia dapat hari ini.
“Ada apa bu?”
“Sini May ada sesuatu yang penting yang ingin
ibu bicarakan sama kamu,”
“Apa itu bu Maya ingin sekali
mendengarnya,”ucapnya dengan riang.Dan dia berharap apa yang akan ibunya
katakan adalah sesuatu yang bias membuatnya bertambah bahagia.
Ibunya
pun memulai dengan lemah lembut tutur katanya. Tapi ekspresi ibunya yang tadi
bahagia kini kembali bersedih.
“Sekarang kamu sudah besar May dan sudah
seharusnya kamu tahu apa yang selama ini sudah ayah dan ibu simpan selama
bertahun-tahun lamanya.\,”
Maya
tetap menyimak kata demi kata yang keluar dari mulut ibunya itu. Namun
jantungnya berdebar-debar tak sabar ingin mengetahui apa yang selama ini sudah
ayah dan ibunya sembunyikan selama bertahun-tahun darinya. Bahkan sepeninggal
ayahnya pun ibunya tetap enggan untuk memberi tahunya. Mungkin inilah waktu
yang dirasa tepat untuk memberi tahunya sekarang mengenai rahasia itu.
Ternyata
apa yang selama ini ayah dan ibunya rahasiakan adalah sesuatu yang di luar
dugaannya. Seketika itu harapannya tentang sesuatu yang lebih baik dan
menggembirakan dari pekerjaan baru kini sirnahlah sudah. Bukan kebahagiaan yang
ia dapatkan tapi malah sesuatu yang membuat semua impiannya sirnah dan harapannya
sia-sia. Dia benar-benar tidak bias menerima kenyataan itu tapi apa boleh buat
tidak ada pilihan lain yang bias dia pilih. Dia hanya bias pasrah memenuhi
keinginan orang tuanya itu. Meski begitu berat baginya harus terikat dengan
orang yang tidak ia sukai bahkan lebih-lebih tidak ia kenal.
Air
matanya tumpah begitu saja dia jatuh tersungkur dalam pelukan ibunya. Ibunya
hanya bias berucap kata ma’af pada anak semata wayangnya itu. Namun Maya
mencoba untuk tetap ikhlas menerima semua ini. Meski tak tahu apakah dia bias
bertahan ataukah tidak menghadapi semua ini.
*******
“Ma’afkan ibu May,ibu tak bermaksud untuk
membuatmu sedih dan menderita tapi ini sudah menjadi keputusan kami semua
ketika kamu masih kecil,”
“Tidak bu ,ini bukan salah ibu mungkin sudah menjadi
takdir maya seperti ini,”
“Tapi May kalau saja ayah dan ibu menolak
perjodohan itu mungkin semua ini tidak akan terjadi padamu,”
“Sudahlah bu semuanya sudah terjadi kalau
ayah dan ibu tidak melakukan semua itu mungkin ayah dan ibu akan jadi anak yang
durhaka kepada orang tua.Aku pasti bias melewati semua ini,”
“Tapi May kalau kamu tidak sanggup tidak
diteruskan juga nggak apa-apa,ibu coba bicarain lagi dengan orang tuannya,”
“Nggak apa-apa bu Maya mau menjalaninya.Maya
yakin Maya pasti kuat menjalaninya seperti ayah dan ibu yang sudah kuat
menyimpan rahasia ini dan mengulur-ulur waktu selama bertahun-tahun hanya demi
kebahagiaan Maya dan tidak mau membuat Maya sedih.Semua pengorbanan ayah dan
ibu begitu besar maka biarkan aku menjalani apa yang seharusnya aku lakukan
demi baktiku kepada ayah dan ibu akupun tidak ingin menjadi anak yang durhaka
kepada orang tua karena tidak mematuhi perintah ayah dan ibu,”
“Makasih May,kamu sudah mau menerima semua
ini,”
“Iya bu,Maya hanya minta satu permintaan ,”
“Apa itu May,”
“Izinkan Maya bekerja besok menjadi guru les
privat anak sd.Maya mohon bu?”
“Tapi May,”
“Aku tahu ibu tidak akan mengizinkan Maya
bekerja,tapi Maya mohon?Anggap saja ini permintaan terakhir Maya bu,selagi Maya
punya kesempatan,”
“Baiklah kalau itu maumu tapi kamu harus
ingat jangan lupa belajar dan jaga kesehatanmu karena kamu sudah besar ibu
tidak mungkin selalu bias menjagamu,”
“Baik bu,”ucap Maya terakhir kalinya dan ia
pun bergegas menuju ke kamarnya.
*******
Begitupun
berat masalah yang sedang ia alami namun paginya ia tetap menampakkan wajahnya
yang ceria seperti biasa. Mungkin saja ia tak mau ibunya melihatnya
sedih.Sekolahnya pun berjalan lancer-lancar saja seperti biasa. Tak satupun
kata-katanya terucap tentang masalah itu apalagi berniat untuk memberi tahu
Sarah sahabatnya itu.
Sepulang
sekolah sehabis melakukan kebiasaannya sehari-hari ia dijemput oleh Sarah untuk
diantar kerja kerumah teman mamanya itu. Tak lupa berpamitan dengan ibunya
tercinta dia pun berangkat dengan wajah tetap bersandiwara yaitu senang.Ia tak
ingin masalah yang sedang ia hadapi
mengganggu pekerjaannya. Selagi ia masih punya kesempatan ia ingin dapat
melakukan yang terbaik untuk pekerjaan barunya itu.
“Lho May kamu kok izin ibumu masuk kerja
bukannya kemarin kamu kamu bilang kita harus merahasiakannya?”Tanya Sarah
heran.
“Oh itu aku udah beri tahu ibu dan beliau
mengizinkan asalkan aku tidak lupa belajar dan menjaga kesehatanku,”
“Wah syukur deh kalau begitu.Kupikir ibumu
akan marah seperti biasanya,”
“Iya aku juga begitu.Tapi kalau aku
membohongi ibuku aku malah tidak akan bias bekerja dengan baik,”
“Yah kamu benar ya udah ayo berangkat,”
*******
Rumah
mewah diseberang jalan yang tak begitu jauh dari rumah Sarah itulah tempatnya
bekerja. Dan gadis kecil berambut lurus, berponi dan bermata sipit itulah anak
yang akan diajar oleh Maya. Tampak dari luar kelihatannya anak ini cerdas dan
manis. Tapi ternyata nakalnya minta ampun. Tapi Maya yakin sebenarnya anak yang
diajarnya adalah anak yang baik. Mungkin aja dia sedang kesepian dirumah
sendirian dan hanya bertemankan pembantu.
Perlahan
tapi pasti akhirnya Maya pun berhasil merubah tabiat anak kecil yang kerap dipanggil Dea itu. Sekarang
nilai-nilai anak itupun bagus-bagus setelah mendapat bimbingan dari Maya.
Apalagi sikap anak itu sekarang pun sudah bias dikontrol dan tidak nakal lagi.
Ternyata benar apa yang diperkirakan Maya selama ini anak itu benar-benar
kesepian.Pasalnya kakaknya tercinta telah meninggalkannya untuk bersekolah
diluar kota dan hanya pulang sebulan sekali atau terkadang kalau sedang liburan
saja.
Tapi
sekarang anak anak itu tidak merasa kesepian lagi karena ada Maya yang setiap
hari menemaninnya belajar dan bermain. Orang tua anak itupun puas dengan
pekerjaan Maya yang tidak hanya sebagai guru privat tetapi juga sebagai teman
Dea bermain. Dea yang setiap harinya hanya menutup diri kini bias terbuka sama
orang terutama Maya. Semua keluh kesah yang ia rasakan diceritakannya pada Maya
terutama kerinduannya yang sangat besar kepada kakaknya tercinta. Meski
sedetikpun Maya tak pernah bertemu dengan kakak muridnya itu tapi
perlahan-lahan dia mulai mengagumi sosok kakak yang diceritakan oleh Dea itu.
*******
Semua
berjalan lancar dan baik. Maya pun telah selesai ujian kelulusan. Dan syukurlah dia lulus dengan
nilai terbaik disekolahnya. Tapi hal ini tidak cukup membuatnya bahagia karena
dihari itulah ibu mertuanya akan dating menjemputnya untuk tinggal dengan
mereka.
Ketika
sebuah mobil berhenti didepan rumahnya ketika itupula Maya harus bergegas
meninggakan rumah dan ibunya. Karena ditinggal Maya ibunya pun memutuskan untuk
pulang kampung mengurus neneknya yang sudah tua dan sakit-sakitan. Maya pun
menghargai keputusan ibunya itu. Tapi ada satu yang mengejutkan. Ternyata
mertua Maya adalah orang tua Dea yang tidak lain dan tidak bukan adalah
muridnya sendiri. Mertuanya sangat senang dengan kedatangan maya dirumahnya. Apalagi Maya bias tinggal menetap disana dan
menemani Dea setiap hari. Tapi dihari itu orang yang dijodohkan dengannya yang
tidak lain adalah kakak Dea tidak bias dating karena masih harus mengurusi
kepulangannya dan menata barang-barangnya disana.
Perlahan
Maya mulai sedikit tenang dan bias meredam kekhawatirannya selama ini. Pasalnya
dia sudah mendapat sedikit gambaran tentang suaminya itu dari Dea. Meskipun
masih belum pernah bertemu secara pasti.
Senyum
mengembang dibibir Dea karena dia tidak kesepian lagi dengan adanya maya.
Apalagi kakanya tercinta juga segera pulang dan menetap dirumahnya karena dia
memutuskan untuk tetap kuliah di sekitar kota tempatnya tinggal saja.
*******
Malam
itu hujan turun begitu derasnya. Mulai teringat kenanagan bersama ibunya dulu
di benak Maya. Saat hujan turun ibunya pasti akan menemaninya melewati setiap
tetes air hujan yang turun dan tidak akan pernah meninggalkannya sedetikpun.
Karena sejak kecil hingga besar kini dia tetap takut dengan petir yang
menyambar setiap hujan turun. Tapi hari itu dia mencoba untuk mengatasi
ketakutannya sendiri karena tidak lagi ada ibunya disampingnya.
Hujan
sedikit reda ketika seorang anak laki-laki seumuran dengannya dating membuka
pintu rumahnya. Anak itu tidak lain dan tidak bukan adalahcalon suaminya
sendiri. Dea langsung berlari dan berhambur kedalam pelukan anak laki-laki itu.
Ibu mertuanya menyuruh Maya mengambilkan handuk untuk calon suaminya itu yang
basah kuyup karena kehujanan. Terlihat wajah Dea begitu gembira dan
berseri-seri melihat kedatangan kakaknya itu.
Berbeda
dengan Maya. Mulai tumbuh kecemasan dibenaknya. Pasalnya calon suaminya itu tak
seperti apa yang selama ini diceritakan Dea.S ikapnya yang dingin padanya
membuat Maya tidak tahan terus-menerus harus membuka pembicaraan dengannya
seperti yang diperintahkan mertuanya itu. Tetapi jika berada didekat Dea
adiknya anak lelaki itu tidak bersikap dingin. Malah ia tidak pernah sedikitpun
menyuruh adiknya pergi untuk memberinya waktu istirahat sejak kepulangannya
itu.
Malam
itu berlalu begitu saja .Tidak ada sedikitpun ekspresi terkejut diwajah anak
laki-laki itu. Mungkin saja ia sudah mengetahui akan kedatangan Maya dirumahnya
lebih-lebih mungkin pula dia sudah mengetahui tentang perjadohan itu lebih
awal.
Seminggu
setelah kedatangan calon suaminya itu akhirnya Maya pun menikah. Terlihat
senyum yang mengembang diwajah ibunya, Maya pun sedikit lega. Akhirnya setelah
bertahun-tahun memendam kesedihan ternyata ibunya bisa tersenyum dengan begitu
manisnya. Meski pada akhirnya harus berpisah dengan ibunya, Maya sudah cukup
bahagia bisa melihat ibunya tersenyum kembali.
*******
Esoknya
Maya dan anak laki-laki itu berangkat kuliah bersama. Pasalnya mertua Maya atau
orang tua anak laki-laki itu sudah mendaftarkannya jauh-jauh hari sebelum
kedatangannya dan kepulangan anaknya itu. Di Universitas tempat anak-anak orang
kaya itulah dia kuliah. Seperti biasa dia harus beradaptasi dengan lingkungan
yang seharusnya bukan tempatnya itu. Dia belajar di fakultas kedokteran sama seperti anak
laki-laki suaminya itu. Mungkin ibu mertuanya yang mengatur semua itu.
Cita-cita Maya yang semula ingin menjadi guru pun pupus sudah. Tapi dia cukup
beruntung bias kuliah padahal dulu dia tidak pernah menyangka bias masuk
universitas yang murah sekalipun.
Meski
satu fakultas dengan suaminya itu mereka tak terlihat bersama-sama. Suaminya terlebih sering bersama seorsng
wanita yang seumuran dengannya yang mungkin juga teman lama suaminya. Tapi ada
satu hal yang membuat Maya tampak bahagia. Akhirnya dia bertemu dengan Sarah
kembali dan satu fakultas dengannya. Bertapa bahagianya dia ketika sahabatnya
itu dating dengan senyuman dan langsung berhambur ke dalam pelukannya.
“Wah May,nggak nyangka kita bias bertemu
lagi,”
“Iya Sar,aku seneng banget bias bertemu lagi
denganmu.Mungkin kita jodoh kali yach?”
“Ah iya kamu bener.Tapi kamu kok ambil
fakultas kedokteran bukanya kamu ingin jadi guru?”
“Oh ini mertuaku yang pilihkan,”
“Oh iya aku udah tahu semuanya sekarang.Waktu
itu aku pernah kerumahmu untuk mengajakmu daftar disini karena mamaku ingin
biayai kuliah kamu supaya aku punya teman.Yahu sendiri kan Cuma kamu temen
baikku.Tapi ibumu bilang kamu sudah dibawa oleh ibu mertua mu.Memangnya kamu
udah menikah kok nggak ngasih tahu aku sih?”
“Sorry aku juga nggak tahu.Aku tahunya waktu
kita lulus itu ternyata aku udah dijodohin ama orang tua aku,”
“Kenapa kamu nggak nolak kan masih banyak
pilihan.Kamu bias pilih orang yang kamu sukai sebagai pendamping hidupmu,May,”
“Tak ada pilihan lain Sar,semuanya udah
terjadi kamu tahu kan aku nggak mungkin menolak keinginan orang tuaku.Apalagi
ini sudah menjadi keputusan bersama sebelum ayahku meninggal,”
*******
Semua
hal yang selama ini Maya sembunyikan dari sahabatnya akhirnya ia ceritakan. Dia
pun menceritakan kalau mertuanya itu adalah temanya mamanya sarah yang tidak
lain dan tidak bukan adalah orang tua anak yang pernah diajar Maya dulu.
Seketika itu pula air matanya tumpah dihadapan sahabatnya itu. Baru kali ini dia benar-benar mengungkapkan
kesedihannya pada sahabatnya itu. Sarah pun berpesan agar Maya mau bercerita
padanya kalau Maya sedang ada masalah. Dia berfikir mungkin saja bias membantu
maya menyelesaikan masalahnya jika dia bias.
Sedikit
beban telah hilang dalam benak Maya. Karenanya dia sudah menceritakan semua masalahnya pada
Sarah sahabatnya itu. Meski tak bias membantu banyak tapi penghiburan dari
sahabatnya itu sudah bias menghapus sebagian kesedihannya.
Kuliah
berakhir ketika seorang wanita setengah baya keluar dari kelasnya. Dia pun
pulang bersama suaminya seperti biasanya. Tapi suaminya itu tetap bersama dengan wanita
yang sering digandengnya itu. Mobil berwarna silver itupun melaju dengan
kencangnya. Maya duduk didepan bersama supir sedangkan Deny suaminya itu duduk
dibelakang bersama wanita itu.
Maya
mulai menyadari kalau wanita yang sering bersama suaminya adalah pacar
suaminya. Maya pun tidak bias berbuat apa-apa.Bahkan bertanya pada Deny pun
enggan ia lakukan.Ia berfikir biarlah suaminya mendapatkan kebahagiannya
sendiri. Tapi
setelah ia ceritakan semua itu pada Sarah, Sarah malah marah-marah padanya.
“May,kenapa sih kamu biarkan suamimu bersama
wanita lain,”
“Biarlah Sar, biar dia mendapatkan
kebahagiaan yang dia inginkan,’
“Tapi ini tak adil bagimu May,Suamimu sudah
berselingkuh.Padahal kamu satu kalipun tidak pernah merasakan apa yang namanya
berpacaran.Setidaknya kamu juga bias lakukan apa yang seperti suamimu lakukan
.biar semuanya adil May,”
“Sudahlah Sar,aku hanya tidak ingin melihat
ibuku sedih jika aku berbuat demikian.Karena aku sudah berjanji pada ibuku akan
menjadi istri yang baik untuk suamik,”
“Ya sudah kalau itu keputusanmu.Mungkin suatu
hari nanti suamimu akan sadar bahwa kamulah wanita yang paling baik dan dia
beruntung telah memilikimu,”
“Iya semoga saja semua perkataanmu itu
menjadi kenyataan,”
*******
Hari
itu setelah panjang lebar bercerita pada Sarah tiba-tiba suaminya memanggilnya
dan mengajaknya pulang. Hari itupula suaminya tak terlihat lagi menggandeng wanita yang sering
diajaknya kemana-mana. Senyum manis mulai tersungging di bibir Maya. Namun dia tetap sedih melihat wajah suaminya
yang tak tampak ceria dari biasanya. Mulai timbul kekhawatiran dalam dirinya.
Entahlah apa yang sebenarnya ia rasakan ia sungguh mengkhawatirkan suaminya
itu. Mungkinkah ini
pertanda kalau dia sudah mulai menyukai suaminya itu.
Dirumah
pun suaminya tetap berwajah murung. Semampu mungkin dia mencoba menghibur
suaminya itu dan bertanya apakah gerangan yang selama ini mengganggu pikiran
suaminya. Sejenak suaminya mulai bias bersikap terbuka pada Maya. Dia bercerita
kalau dia baru saja putus dari pacarnya karena pacarnya selingkuh dibelakangnya.
Maya pun mencoba menghibur suaminya itu.
Maya
mencoba berbicara pada mantan pacar suaminya itu untuk mau kembali berpacaran
dengan suaminya. Dia rela dan ikhlas melakukan demikian supaya suaminya bias
tersenyum kembali seperti biasanya. Akhirnya mantan pacar suaminya pun mau
kembali berpacaran dengan suaminya.
Wajah
Deny suaminya itu pun kembali berseri-seri. Bahkan dia pun mulai bias bersikap ramah dan
tidak dingin lagi pada Maya. Tapi semua itu tidak berlangsung lama. Pasalnya
pacar suaminya itu kembali berselingkuh dengan pacarnya yang dulu. Akhirnya
dari Sarah suaminya tahu bahwa Mayalah yang membujuk mantan pacarnya itu untuk
kembali padanya. Sarah pun mengatakan kalau Maya melakukan semua itu karena dia
mencintai suaminya itu dan tidak mau melihat suaminya terpuruk dalam kesedihan.
“May,kenapa kamu lakukan semua itu demi
aku.Bukankah kau juga menyukaiku?”Aku sudah tahu semuanya tapi kalau kamu benar
menyukaiku kenapa kamu mau aku kembali dengan pacarku?”Tanya Deny.
“Aku hanya ingin yang terbaik untukmu dan aku
ingin melihatmu bahagia,”
“Apa ini yang kau harapkan.Mengorbankan
kebahagianmu sendiri demi mendapatkan kebahagianku.Sungguh aku tidak rela
dengan kebahagiaan yang kamu berikan,”
“Maafkan aku Den,aku nggak bermaksud…,”
*******
Akhirnya
air mata Maya pun tumpah dihadapan Deny suaminya itu. Deny mendekapnya erat dan
minta maaf atas kesalahannya selama ini. Kini dia menyadari bahwa istrinya
adalah wanita yang terbaik yang pernah ia miliki .Istri yang mau mengorbankan
segala kebahagiaannya sendiri demi kebahagiaan suaminya. Deny sungguh beruntung
bias memiliki Maya.
Semua
pun berakhir dengan kembalinya Deny pada Maya. Akhirnya mereka pun bias
menerima perjodohan itu dan menjadi pasangan yang hidup bahagia. Mertua dan
adik ipar Maya pun bahagia, akhirnya mereka bias akur dan hidup bersama.
Setelah sekian lama mereka hanya saling berdiam dan menutup diri sendiri.
Mereka berdua pun lulus menjadi dokter dan mendirikan rumah sakit sendiri untuk
menolong orang-orang yang tidak mampu.
Satu
hal yang dapat Maya petik dari kisah hidupnya “Bahwa perjodohan tidak selamanya
adalah hal yang buruk. Bukan pula sesuatu yang bias menghancurkan semua impian
dan kebebasannya. Tapi dari sini dia bias peroleh impian baru yang tidak pernah
ia impikann sebelumnya yang pula tak pernah ia sangka akan menjadi kenyataan.
Selain itu yang dapat ia petik dari hidupnya dan novel kesayangannya adalah
“Bahwa disetiap ada kesulitan maka Allah juga akan membalasnya pula dengan
kemudahan dan kebahagiaan yang jauh lebih besar dari apa yang telah ia
korbankan.vDan kesabaran adalah hal yang paling utama yang harus kita tanamkan
dalam diri kita masing-masing.
*******
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar