” Duh, yang lagi seneng banget nih pindah ke
Jakarta,” ledek Papa.
”
Hehehe....iya dong Pa, aku kan mau bertemu Kak Fahri,”
”
Iya, deh yang lagi kangen banget ama pujaan hatinya, sampai-sampai semuanya
sudah disiapkan dari minggu lalu,” tambah Mama.
” Ah,
Mama bisa aja. Oh ya ma kepindahan sekolahku udah di urus kan ma?”
”
Iya, mama udah urus semuanya. Mama juga udah daftarkan kamu ke sekolah yang
kamu minta,”
”
Siippp....ma, mama emang mamaku yang terbaik,”
” Ya,
iyalah mama kamu kan cuman satu, ya jelaslah kalau dia selalu menjadi yang
terbaik,” sahut Papa.
” Oke
deh, oke ,”
”
Sudah cepat tidur, besok pagi-pagi kita berangkat dan lusa kamu sudah bisa
masuk ke sekolah barumu,”
”
Siiipppp, ma...,”
Mama dan Papa akhirnya keluar dari
kamarku dengan mendaratkan kecupan terakhirnya di keningku. Aku tetap saja
tidak bisa tidur. Kunyalakan kembali lampu kamar tidurku yang mama dan papa
matikan. Aku merasa bahwa jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. Entah
kenapa, mungkin itu karena aku sudah tidak sabar ingin bertemu Kak Fahri. Ya,
besok adalah hari yang aku tunggu-tunggu setelah 8 tahun aku menunggu.
*****
Perjalanan begitu menyenangkan.
Meskipun aku harus meninggalkan Bandung tempat yang berhawa sejuk itu tapi aku
tidak merasa berat sebab aku akan bertemu Kak Fahri.
Mobil Papa berhenti dirumah bertingkat
dengan dinding berwarna biru muda itu. Rumah itu adalah rumah impianku, Papa
sengaja mendisainnya sendiri sesuai keinginanku. Bahkan warna dinding dan
penataan tamannya pun Papa sesuaikan dengan keinginanku. Ya, itulah Papa yang
begitu menyayangiku apalagi mama yang tidak pernah mengizinkan aku melakukan
pekerjaan rumah aama sekali. Mama bilang dia takut kalau sampai tanganku lecet
atau aku kecapekan. Ya, mungkin terlalu berlebihan tapi itulah mamaku. Kedua
orang tuaku itu begitu menyayangiku, ya mungkin karena aku adalah anak tunggal
mereka.
*****
Hari kedua aku di Jakarta. Inilah hari
yang sangat aku tunggu-tunggu dalam hidupku. Pasalnya, inilah hari pertama aku
masuk sekolah di sekolah baruku tepatnya tempat dimana Kak Fahri bersekolah.
Dan aku berharap aku bisa bertemu dengannya hari ini.
”
Hei, Fahri,,,kata teman-teman hari ini ada anak baru pindahan dari Bandung.
Anak cewek lho.....!!!!”
”
Terus, emangnya kenapa..???”
”
Weisss, jangan salah Far, katanya anaknya cantik banget lho,,,,!!!”
” Ih,
kau ini Don, tidak pernah telat kalau ngomongin soal cewek. Memangnya
bener-bener cantik ? Kalau enggak, gimana,,,?”
”
Weisss, penilaian anak-anak itu nggak pernah salah Bro,,,Ya udah aku mau nyari
cewek itu dulu yach,,,”
” Loe
itu, ini tuh sekolahan seharusnya kamu tuh belajar bukannya ngecengin
cewek-cewek terus. Lagi pula loe kan udah sering gonta-ganti cewek,,”
”
Ya..ya..ya...tapi kalau aku bisa dapetin dia aku nggak akan mainin cewek lagi
deh,”
”
Sumpah loe....”
”
Iya,,,loe bisa pegang janjiku, Bro....,”
”
Baiklah,,,,”
*****
Aku berkeliling koridor sekolah di jam
istirahat. Aku cari dimana Kak Fahri berada. Tapi, aku merasa begitu aneh
karena semua orang memandangiku. Apa ada yang aneh padaku, apalagi anak-anak
cowok pada ngelirik ke arahku. Di kelas juga, semua anak-anak tidak pernah
berhenti melihatiku terus. Aku biarkan saja mereka, tujuanku hanya satu yakni
Kak Fahri. Telah lama mencari akhirnya aku menemukannya duduk di taman depan
kelasnya.
”
Hai, Kak Fahri,” sapaku pada Kak Fahri.
” Ah,
kamu siapa kok tahu namaku sih,” jawab Kak Fahri.
” Eh,
Far,,, ini cewek baru pindahan dari Bandung itu,” ucap teman Kak Fahri.
” Oh,
ini anak itu,”
”
Lho,,,Kak, Kak Fahri tidak ingat sama aku?”
”
Emangnya kamu siapa sih? Kamu anak baru itu kan?”
” Iya
kak, aku Clarissa,,”
”
Clarissa...!!! Siapa yang nanya nama kamu. Lagi pula aku nggak kenal sama kamu,
kenapa kamu tiba-tiba datang dan tahu namaku,”
” Kak
Fahri, aku ini Clarissa..!!! masa Kakak lupa sama aku?”
”
Ma’af ya dek, tapi aku bener-bener nggak kenal sama kamu. Mungkin kamu salah mengenali
orang,”
” Oh,
begitu...kalau begitu ma’af ya aku sudah mengganggu waktu Kakak,,”
*****
Akupun pergi meninggalkan Kak Fahri
dengan temannya itu. Bertapa malunya aku di depan orang banyak terutama
Kakak-kakak kelasku di sekolah baru itu. Aku dipermalukan,,,ya,,,aku
dipermalukan oleh Kak Fahri. Kak Fahri benar-benar sudah melupakanku. Ternyata
10 tahun pertemanan kami tidak ada artinya. Dia sudah melupakanku. Betapa
bodohnya aku, hingga berharap dia masih mengingatku. 8 tahun lamanya kami
berpisah dan seharusnya aku paham kalau dia pasti sudah melupakanku.
” Eh,
Far, anak baru itu kayaknya bener-bener kenal deh ama kamu,”
”
Kenal apanya dia pasti salah orang, bukankah dia itu masih anak baru? Lagipula
aku tidak ingat pernah bertemu dengannya sebelumnya,”
”
Tapi, Far,,,sayang sekali. Meski kau tak ingat pernah bertemu dengannya ataupun
pernah mengenalnya seharusnya kamu tidak berkata sekasar itu,”
”
Berkata kasar,,,? Memangnya apa yang telah aku lakukan. Aku memang tidak kenal
sama dia. Lalu buat apa berlama-lama berbicara dengannya. Membuang waktuku
saja,”
”
Iiihhh, kamu itu Far, emang nggak pernah ngerti perasaan cewek. Apa kau tidak
lihat dari matanya yang berkaca-kaca itu. Kau juga tidak tahu kalau dia
benar-benar kecewa padamu,”
”
Memangnya kenapa? Kenapa dia harus kecewa kalau aku ini emang bukan orang yang
dia cari,”
”
Tapi, setidaknya kau bisa berkata dengan lemah lembut padanya agar dia tidak
sedih,”
”
Ahhhh, sudahlah Don, aku ini tidak sepertimu. Jadi, jangan samakan aku
denganmu,”
*****
”
Mama,,,aku pulang,,,,”
”
Lho, ada apa Clary, kok kamu nangis gitu,..!Memangnya hari pertama di sekolah
tidak menyenangkan yach,,?”
”
Tidak ma,”
”
Trus kenapa? Apa kamu dijahilin ama anak-anak disana hingga kamu menangis
seperti ini,”
”Bukan
ma, bukan itu masalahnya,”
”
Terus, apa sayang?”
” Kak
Fahri ma,,,kak Fahri,,,”
”
Kenapa dengan nak Fahri. Kamu udah bertemu dengannya?”
”
Udah ma. Tapi,,,Kak Fahri lupa sama aku,,”
”
Lupa,,,,!!!”
”
Iya, dia bilang aku salah orang dan dia bilang juga kalau dia tidak kenal sama
aku,”
”
Sudah, sudah,,,,mungkin nak Fahri itu masih belum ingat sama kamu bukannya
melupakanmu,”
”
Tapi, ma,,,,”
”
Wajar saja sayang, kalau nak Fahri masih belum mengingatmu kembali. Bukankah
kalian udah berpisah selama 8 tahun. Jadi, itu mungkin yang membuat nak Fahri
belum ingat kamu lagi,”
”
Nggak, aku aja masih benar-benar mengingat wajahnya. Uhhh,,,pokoknya aku benci
banget sama Kak Fahri,”
”
Lho,,,kok kamu nyerah gitu aja sih sayang. Bukankah kamu udah menunggu-nunggu
kesempatan ini selama 8 tahun,”
”
Trus, Clary harus bagaimana ma?”
”
Kenapa kamu nggak mencoba untuk membuatnya mengingatmu kembali,”
”
Mencoba mengingatkan Kak Fahri,,,!! Maksud mama,,?”
”
Iya, kamu bisa membuat dia mengingatmu kembali dengan menunjukkan barang-barang
pemberian nak Fahri padamu sewaktu kecil dulu,”
”
Apa? Emang dengan cara itu Kak Fahri jadi bisa ingat sama Clary yach,,,?”
”
Iya, di coba aja dulu. Tapi, jangan langsung kamu tunjukkan padanya,”
”
Terus, gimana ma? Clary nggak ngerti deh maksud mama,,,?”
”
Gini lho Clary, kamu pura-pura aja membawa barang-barang pemberiannya itu ke
sekolah dan bercakap-cakap dengan temen-temenmu, acting gitu didepannya.
Mungkin dengan begitu perlahan-lahan nak Fahri pasti bisa ingat lagi sama
kamu,”
” Ah,
iya ide bagus tuh ma. Clary akan coba saran mama. Clary nggak akan nyerah
sampai Kak Fahri mengingat Clary lagi,”
*****
Esoknya di
sekolah.................................................................................................
Bel
jam istirahat pun berbunyi. Mery dan Fifin mengajakku ke kantin. Ternyata
kebetulan Kak fahri juga ada disana.
” Eh,
clary,,,kenapa sih kamu masih menggunakan gantungan boneka yang udah butut
gitu,”
”
Iya, Clary itukan udah jadul. Lagi pula mirip anak kecil tau,” tambah Mery.
” Ah,
gantungan ini. Ini pemberian dari seseorang yang sangat berarti dalam hidupku.
Jadi, sampai kapanpun aku pasti akan tetap menggunakan gantunga ini,” jawabku
dengan lantang.
Tapi, kak Fahri yang duduk di seberang
tempat dudukku di kantin itu hanya bersikap cuek.
” Oh,
tapi apa kamu nggak kepengen ganti yang baru gitu. Yang itu kan bisa kamu
simpan aja,” saran Fifin.
”
Iya, sekarang ini banyak lho yang bagus-bagus dan lucu-lucu,”
” Ah,
enggak ah,”
Tiba-tiba,,,,,,
”
Hey, kamu anak baru itu kan?” tanya temen Kak Fahri yang waktu itu dan kini pun
tengah bersamanya.
”
Hey, apa-apaan sih kamu Don,,,ayo pergi,,,!!!” ucap Kak Fahri.
”
Bentar Far, inikan masih belum masuk,”
Kak Fahri hanya menatapku dengan
dingin dan sinis.
”
Hey, boleh kenalan nggak? Namaku Doni dan ini temanku Fahri tepat seperti yang
kamu bilang kemarin,”
” Oh,
kakak kan udah tahu namaku kemarin,”
”
Emmm,,,iya Clarissa itukan namamu,”
”
He’em, panggil aja aku Clary,”
” Ah,
iya deh. Emmmm,,,,aku boleh nanya nggak?”
” Mau
nanya apa kak?”
”
Kamu,,,udah punya pacar atau belum?” tanya Kak Doni tiba-tiba.
”
Ap,,,,apa?”
”
Udah punya pacar belum,,,kalau belum mau nggak jadi pacarku?”
” Ah,
dek jangan dengerin dia cuman bercanda,” ucap Kak Fahri yang kemudian berlalu
dari kantin sembari membawa Kak Doni turut serta.
” Eh,
Far,,,aku serius,”
*****
”
Wah,,,wah,,,wah,,,kayaknya ada yang lagi naksir nih sama kamu,” goda Mery.
”
Iya, terima aja Clary. Dia cukup tampan juga kan,,,?”
”
he’em banyak yang ngantri pengen jadi ceweknya. Lagipula dia juga udah putus
dari pacarnya yang ke-9,”
”
He’em,,,”
”
Emmm,,,kalau gitu aku boleh nanya nggak?”
”
Nanya apa Clary,,,? Tentang Kak Doni?”
”
Emm, kalau yang disampingnya itu udah punya pacar atau belum?”
”
Maksudmu Kak Fahri,,?”
” Eh,
iiyyyy...iya,”
” Ih,
kalau dia ma dari pertama kali aku masuk sekolah ini aku belum pernah denger
kabar kalau dia punya pacar,”
”
Iya, banyak sih yang pengen jadi ceweknya. Habis dia orang tercakep seantero
sekolah sih. Tapi,,,,”
”
Tapi kenapa,,?”
”
Tapi, dia itu terlalu dingin sama cewek hingga nggak ada cewek yang mau deket
dengannya,”
”
Iya, sayang sekali padahal aku pengen sekali bisa jadi pacarnya. Hehe,,,,”
”
Sekalipun Kak Fahri orang tercakep seantero sekolah ini semua cewek-cewek lebih
suka pada Kak Doni, habis dia tuh orangnya hangat dan ramah,”
”Oh,
jadi kamu masih tetep sama seperti yang dulu,,,Kak Fahri,” gumamku dalam hati.
*****
Sudah beberapa bulan lamanya aku
mencoba membuka ingatan Kak Fahri tentang aku. Tapi, hasilnya nihil. Mungkin
dia bener-bener udah ngelupain aku. Aku sudah lelah. Apakah aku harus menyerah
? Sementara itu aku malah lebih dekat dengan Kak Doni. Kak Doni masih dengan
setianya menunggu jawabanku, apakah aku ingin menjadi kekasihnya?
*****
Suatu hari di sekolah,,,,
”
Clary, jadi gimana jawabanmu ? Aku udah menunggu jawabanmu selama 3 bulan
lamanya. Aku butuh jawabanmu sekarang?”
Aku hanya bisa terdiam dan terdiam. Di
seberang tempat dudukku dan Kak Doni ada Kak Fahri yang sedang menikmati
pesanannya di Kantin sekolah itu. Mungkin Kak Fahri juga menunggu Kak Doni yang
tengah ngobrol denganku hingga masalah kami berdua selesai. Aku pun mulai
membuka perkataanku,,,
”
Emmm, kak Doni,,,”
”
Iya, Clary,,,”
”
Emmm,,,,Clary mau minta ma’af sebelumnya. Bukan maksud Clary ingin
mempermainkan perasaan Kak Doni. Clary tau dalam 3 bulan terakhir ini Kak Doni
memang sudah begitu baik sama Clary. Tapi,,,Clary minta ma’af. Clary tidak bisa
Kak,,”
”
Tidak bisa,,,!!! Apa maksudmu Clary,,,?”
”
Clary tidak bisa menjadi pacar Kak Doni,,,”
”
Ap,,,apa,,,? Tapi kenapa,,? Apa kekuranganku,,,?”
”
Emm, emang benar tidak ada satu pun kekurangan Kak Doni dan bohong sekali jika
tidak ada sedikitpun rasa dalam diriku untuk Kak Doni. Tapi,,,”
”
Tapi, apa?”
”
Tapi, aku minta ma’af karena aku bener-bener nggak bisa,”
”
Kenapa clary,,? Berikan aku satu alasan yang kuat kenapa kau harus membuatku
kecewa,,”
”
Ak,,,aku minta ma’af. Sungguh aku minta ma’af karena telah mengecewakan Kak
Doni. Tapi,,, sudah ada orang lain yang mengambil seluruh hatiku dan sebaliknya
aku pun juga telah memberikan hatiku sepenuhnya untuknya,,”
”
Siapa orangnya Clary,,,Siapa? Siapa orang yang telah memperoleh seluruh hatimu
itu?”
”
Orangnya masih belum aku temukan Kak. Dia adalah teman kecilku yang aku kenal
selama 10 tahun. Dan aku pindah ke sini tengah berusaha untuk mencarinya. Aku
tengah mencari orang yang tengah mengambil seluruh hatiku itu,”
”
Tapi,,sampai kapan kau harus teru-terusan mencari orang itu,,,?”
” Aku
tidak tahu Kak, ma’afkan aku,” ucapku mengakhiri pembicaraan kami.
Lantas aku pun pergi dengan berlinangan air mata. Aku
merasa bahwa aku sangat berdosa karena telah menyakiti perasaan orang lain.
Tapi, jujur ini di luar kemauanku.
*****
”
Gimana Don,,? Kok dia pergi sambil nangis gitu?”
” Aku
gagal Bro,,,”
”
Apa,,? Nggak mungkin Don Kenapa kamu bisa sampai gagal? Bukankah kamu itu
ahlinya dalam bidang ini?”
”
Entahlah Bro,,,dia bilang ada orang lain yang mengembil hatinya terlebih dulu
dan dia pun telah memberikan hatinya pada orang itu,”
”
Emang siapa orangnya, Bro,,,? Siapa orang hebat yang bisa mengalahkanmu itu,,?”
”
Dia, bilang dia adalah teman kecilnya yang telah ia kenal selama 10 tahun,”
”
Hah, hari gini ia masih mengharapkan cinta monyet kayak gitu,,”
”
Entalah Bro,,,”
” Ya,
udah yang sabar aja Bro,,,”
”
Gimana reputasiku di depan cewek-cewek Bro,,Baru kali ini aku di tolak seorang
cewek,”
”
Sabar aja ya Bro,,,.Eh,,,ada apa ini? Sepertinya aku menduduki sesuatu,”
” Ada
apa Bro,,,”
” Ah,
kalung,,,Tapi, kalung ini,,,?”
” Oh,
itu pasti kalung Clary yang terjatuh Bro,,,Dia udah biasa memakainya tapi tak
pernah keliatan karena selalu ia masukkan ke dalam seragamnya,”
”
Ah,,,benarkah ini miliknya,”
”
Iya,,,pasti,,, aku ingat jelas setiap kali melihat dia memakainya meski tak
pernah tahu dengan jelas bentuknya. Sini biar aku kembalikan,”
”
Eh,,,nggak usah kan aku yang menemukannya biar ntar aku yang ngembaliin,”
”
Aneh,,,nggak biasanya kau ini,”
”
Udalah Bro,,,aku tahu kau sedang sedih. Jadi, biar aku aja yang ngembaliin,”
”
Okelah,,,”
” Ayo
kita kembali ke kelas Bro,,,”
*****
Sepulang sekolah,,,,,
” Ka,,,kalungku,,,???”
” Ada apa Clary,,,”
” Eh,,,,Fin,,Mer,,,kalian
pulang dulu aja yach,,,”
” Lho, emangnya ada apa
Clary,,?”
” Iya,, kitakan mau pergi
bareng je toko buku?”
” Ah,,,ma’af yach,,,aku nggak
bisa ikut. Ada sesuatu yang ingin aku cari,,”
” Nyari apa Clary,,,Penting
banget yach,,,”
” Iya,,,”
” Apa perlu kami
membantumu,,?
” Ah,, nggak usah nggak
apa-apa kok aku cari sendiri aja. Makasih yach,,,”
” Ya, udah kalau gitu. Kami
pulang dulu ya Clary,,”
” Ah, iya,,,”
*****
Aku mencari-cari kalung pemberian dari
Kak Fahri dulu. Kalung itu sangat berarti bagiku. Kalung itu Kak Fahri
hadiahkan padaku di hari ulang tahunku yang ke-10 tahun. Dan itu adalah hadiah
terakhir yang ia berikan padaku sejak perpisahan kami. Karenanya aku selalu
memaakainya. Tapi kini kalung itu telah hilang. Aku harus bisa menemukannya.
Seisi kelas sudah ku telusuri. Tapi,
tak kutemukan juga kalung berliontin setengah hati yang terukir nama Kak Fahri
itu.
” Oh,
ya mungkin terjatuh di kantin sekolah pada saat aku berlari dari Kak Doni
tadi,” gumamku dalam hati.
Sekolah sudah sepi. Semua siswa-siswi
sudah pulang bahkan ibu kantin pun juga sudah pada pulang. Kucari-cari kalung
itu di kolong meja dan kursi-kursi kantin. Tapi, tak ku temukan juga. Tapi
tiba-tiba saat aku tengah memeriksa bangku deretan akhir seseorang tengah
berdiri di hadapanku yang tengah disibukkan oleh pencarian itu.
*****
” Kamu sedang apa?” tanyanya
padaku.
Aku tersentak kaget ketika
aku dapati seseorang yang berdiri di hadapanku adalah Kak Fahri.
” Kak,,,Kak Fahri,”
” Kau sedang mencari-cari
ini,,,?” ucap Kak Fahri padaku sembari mengulurkan kalung berliontin setengah
hati itu padaku.
” Lho,,kok kalung itu bisa
ada di Kakak,,” tanyaku yang masih terkejut.
” Aku udah menunggumu selama
bertahun-tahun,,,” ucap Kak Fahri sembari mendekapku dengan erat.
Aku
mencoba melepaskan dekapannya itu. Tapi, Kak Fahri menyuruhku untuk tetap diam
beberapa menit saja.
”
Clarissa,,,,” desah Kak Fahri.
”
Iy,,,iya kak,,,”
”
Ma’afkan aku,,,”
”
Ma,,,ma’af,,,Maksud Kakak,,?”
” Aku
tidak mengingatmu sebelumnya. Aku baru ingat ketika ku menemukan kalung ini.
Kalung ini adalah hadiah pemberianku saat ulang tahunmu yang ke-10 tahun. Dan
akupun masih menyimpan pasangannya,,”ucap Kak Fahri sembari mengeluarkan kalung
dengan liontin yang sama dari saku celananya.
”
Ja,,,jadi,,,Kakak,,,?”
”
Ya,,aku sudah mengingat semuanya. Ma’afkan aku dek. Kau sudah mencoba
mengingatkanku. Tapi aku,,,,”
”
Husss,,,,Kak Fahri tidak perlu minta ma’af. Kini aku sudah lega akhirnya aku
sudah tahu kalau Kakak memang tidak melupakanku. Padahal aku pikir Kakak
benar-benar udah lupa sama aku,,,”
”
Adek,,,aku nggak mungkin melupakanmu. Karena kau sangat berarti bagiku. Kau
adalah hidupku baik dulu, kini ataupun di masa depan nanti,,”
”
Emm,,,Kak ngegombal yach,,,? Lantas kenapa sebelumnya tidak mengenaliku,,?”
”
Gimana aku bisa mengenalimu dek,,,? Kini adek yang aku kenal dulu udah tumbuh
menjadi seorang gadis yang sangat cantik,,,”
”
Kakak,,,”
” Oh,
ya bukankah kau mau mencariku. Apa kau mau mencariku untuk mengambil hatimu
yang telah kau serahkan padaku?”
”
Ah,,,Kakak ini,,,kenapa aku harus lakukan itu?”
”
Uhhh...kalau nggak gitu kamu nggak mungkin bisa memberikannya pada orang
lainkan? Karena kau mungkin akan ngerasa bersalah padaku,”
”
Bukan,,,bukan itu masalahnya kak,,,”
”
Trus,,,kenapa,,???”
”
Aku,,,aku kan udah menyerahkan seluruh hatiku pada Kak Fahri, mana mungkin aku
memintanya kembali. Yang aku minta adalah,,,,”
”
Apa,,,,???”
”
Sebalinya,,,aku ingin mengambil hati kakak sepenuhnya,,,”
”
Kenapa kau mau mengambil hatiku sepenuhnya,,,?”
”
Habis Kakak hanya memberiku sebagian. Aku takut kalau Kakak akan memberikan
separuhnya pada orang lain. Jadi, sebelum itu terjadi aku ingin mengambil hati
kakak,”
”
Lantas setelah mengambil sepenuh hatiku,,,apa yang ingin kau lakukan,,,”
”
Emm,,,ya perlahan-lahan aku akan meraih cinta Kak Fahri,,,”
”
Oh,,,jadi kau ingin memilikiku yach,,,?”
”
Emmm,,,,”
”
Kalau aku nggak mau gimana?”
”
Kalau Kakak nggak mau,,,aku,,,,aku akan melupakan Kak Fahri dan akan kembali
pindah dari Kota ini,”
”
Pindah kemana? Balik ke bandung,,?”
”
Enggak,,, disana kan terlalu banyak kenangan dengan Kak Fahri. Jika seperti itu
sama saja seperti dulu kan, aku nggak pernah bisa ngelupain Kak Fahri,,”
”
Wahhh,,,,sayang sekali yach,, aku akan dilupakan oleh gadis tercantik dan
termanis yang pernah aku kenal,,,”
”
Emm,,,jadi,,,Kak Fahri menolak permintaanku yach,,,? Kalau begitu aku pulang
dulu yach,,,” ucapku kecewa dan beranjak hendak pergi meninggalkan kantin
sekolah itu.
”
Hey,,,siapa yang mengijinkanmu pergi dari sini,,,,!!!” ucap kak Fahri lantang.
Aku kan nggak bilang aku menolak permintaanmu itu,,,” ucap Kak Fahri sembari
meraih pergelangan tanganku dan kembali mendekapku dengan erat.
*****
Hari ini di kantin
sekolah Kak Fahri mendekapku dengan begitu erat dan tidak melepaskanku
sampai-sampai aku sulit untuk bernafas. Tapi, aku senang akan hal itu. Mungkin
kak Fahri sangat merindukanku, seperti aku
yang juga sangat merindukannya. Untuk pertama kalinya dalam hidupku Kak Fahri
mengecup keningku. Kecupan itu bukan lagi berarti aku yang sudah dianggapnya
sebagai adiknya seperti dulu. Tapi,,,kecupan itu berarti bahwa aku sekarang
adalah kekasihnya. Kekasih yang tengah ia nantikan selama bertahun-tahun.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar