Ketika mentari pagi tlah bersinar terang. Burung-burung
mulai bernyanyi merdu diatas dahan-dahan pepohonan. Aku terbangun dari tidur lelapku.
Kurapikan
tempat tidur kusambar handuk di jemuran dan segera mandi.Kuambil air secibuk
demi secibuk. Terasa dinginnya air merasuk dalam tubuhku.Setelah memakai sabun
dan membilasnya akupun bersiap untuk memakai seragam sekolah dan seperti
biasa berangkat aku berangkat sekolah.
Setelah makan dengan keluarga tercinta kucium tangan dan
kening ibuku sembari meminta doa dari beliau agar aku bias menerima pelajaran
dengan baik di sekolah. Setelah itu seperti biasa pula aku berangkat bersama
ayah ke sekolah dengan motor tuanya.
Kami memang keluarga yang sangat sederhana.Aku anak
ketiga dari dua bersaudara. Semua kakakku sudah menemukan hidupnya
masing-masing.Maka tinggallah aku dan keluargaku dirumah.Disekolah yang tak
terlalu jauh dari rumahku itu aku bertemu dengannya.Pertama kali saat aku
melihatnya aku merasakan ada yang lain dalam diriku.Entalah apa itu yang jelas
jantungku berdetak secepat kilat setiap aku melihatnya.Yang pasti aku belum
pernah merasakan hal ini sebelumnya.
Setibanya disekolah aku langsung berkumpul dengan
sahabat-sahabatku. Yah…inilah yang biasa dilakukan anak cewek pada umumnya
kan?Kalau nggak bicarain sinetron yang kami liat di tv tadi malam pasti
ngomongin soal cowok.
Waktu itu aku sangat senang. Karena aku bias bertemu
dengannya dan juga melihat senyumnya seperti biasanya.Sampai-sampai salah
seorang sahabatku terheran-heran melihatku tersenyum sendirian.
“Hayooo…ada apa nieh kok
senyum-senyum sendiri. Dapatarisanyachataukalaunggakdapatitutuh…,”
“Apaansihkamuinipagi-pagiudahngegosipaja.Emangnyanggakadakerjaanlainapa?”timbalku.
“Oh ada,buanyakbanget,”
“Apaan,”
“Cari cowok baru dan
ngejahilin kamu,hehehe….,”
“Yeah kamuitu…awasyach,”
“Habis kamu sih
senyum-senyum sendiri nggak bagi-bagi lagi,”
“Emang kenapa kalau
senyum nggak dilarang kan sama undang-undang.Malahan kata para ahli senyum itu
sehat lo…,”
“Yeah tapi
kalau senyum-senyum sendiri itu namanya gila tau,”
“Huh awasyachngeledekinakugila,”
“Emang kamu gila
hehehe…..,”
“Dina,”teriakku sembari
mengejarnya yang mencoba berlari.
Dina dia adalah salah satu dari kedua sahabatku. Dia anak yang periang dan
suka bercanda tapi dia sangat mengerti kalau diajak curhat dan bias menghiburku
setiap aku sedih.Sedang sahabatku yang satunya adalah Desy.Dia anak yang
terpandai daantara kami bertiga.Dia juga sedikit kutu buku dan pendiam.Tapi
satu hal yang perlu diingat dia nggak kuper lho sayangnya dia sering
sakit-sakitan oleh karena itu kami sering memanjakannya dan tidak mau
membuatnya tersinggung ataupun marah pada kami.
“Eh,kok bengong
sih?”Tanya Desy.
“Iya lagi ngeliatin capa
sih?”tambah Dina menggoda.
“Apaan sih kalian ini
nggak ada kerjaan lain apa selain gangguin orang lain?”
“Wah aku
tahu nih kayaknya matamu mengarah memandang seseorang nieh,”
“Siapasih Din?”
“Hmm,kayaknya lagi
ngeliatin Dimas nih,”
“Apaan sih kamu mulai
deh,”
“Eh benar lho matamu itu
nggak bias bohong.Ya kan Des,”
“Hah,Apa…?”
‘Yeah kamu sih baca buku
aja.jadi ketinggalan deh,”
“Emangnya lagi ngomongi
apaan sih kok keliatannya seru banget,”
‘Iniloh,si
Dania lagi ngeliatin Dimas terus tuh,”
“Udah Din jangan nyebar
fitnah deh.Siapa lagi yang ngeliatin Dia,”
“Nggakngakulagicie-cie Dimas nih
yeah…BagaimanamenurutmuDes,Daniacocoknggaksama Dimas?”
“Ah…cocok,cocok kok,”
“Tuh kan Desy aja bilang
cocok,”
“Ah kalian itu apa-apaan
sih,”
“Tet,tet,tet,kantin,”bel
telah berbunyi.
“Eh,kita sambung nanti
yach,”
“Iya jam istirahat
dikantin.OK,”
Bel berbunyi dan guru pun masuk kelas. Sekarang waktunya
pelajaran sains Biologi.Aku paling suka pelajaran ini.Gurunya yang asyik dan
jelas banget neranginnya adalah salah satu alasanku menyukai pelajaran ini.
“Ayo anak-anak
diam,’teriak bu Idah memecah kelas yang ramai.
Setelah anak-anak berhenti dari keramaian yang dibuatnya.Bu Idapun melanjutkan
lagi pembicaraannya.
“Anak-anak,dalam waktu
dekat ini akan diadakan perlombaan sains antar sekolah.Ibu pilih Dania dan
Dimas untuk mewakili sekolah kita,”
“Lho bu kenapa nggak
Desy aja bu kan biasanya dia yang ikut lomba sains satu tim dengan Dimas,”Tanya
ku.
“Tidak bisa soalnya Desy
udah disuruh bu Muti untuk lomba pidato Bahasa Inggris.Yakan Des?”
“Iya bu,”
Bu Idah pun memberiku soal-soal dan materi untuk
dikerjakan dan dibahas bersama Dimas.Sedangkan teman-teman yang lainnya diberi
tugas karena bu Idah masih sibuk dengan kami yang akan mengikuti lomba
sains.Aku memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang sedang diterangkan bu
Idah karena aku nggak mau mengecewakan
semuanya dalam perlombaan ini termasuk Dimas dan bu Idah sendiri.Pasalnya ini
adalah pertama kalinya aku mengikuti perlombaan.Itupun karena aku menggantikan
Desy sahabatku yang biasanya mengikuti semua perlombaan disekolah karena
otaknya yang benar-benar encer banget.
Kau tahu bertapa takutnya aku menerima tawaran ini. Aku tak yakin kalau aku
bisa menggantikan sahabatku yang super pintar itu apalagi harus satu tim dengan
orang yang aku sukai.Tapi disisi lain Desy terlihat begitu kecewa dan itu semua
membuatku menjadi tidak enak hati padanya.Pernah suatu ketika aku bertanya
padanya apakah karena aku menggantikannya mengikuti perlombaan itu maka dia
menjadi marah padaku.
“Des,aku minta ma’af
kalau memang benar itu yang membuatmu marah padaku. Tapi aku ini benar-benar
bukan kemauanku aku terpaksa menggantikanmu Des,”
“Nggak
apa-apa kok Dan,aku hanya khawatir tentang satu hal,”
‘Apa itu Des mungkin aja
aku bisa menghapus semua kekhawatirannmu itu,”
“Sebenarnya aku udah
lama suka ama Dimas karena begitu seringnya kami dipasangkan dalam perlombaan
itulah aku menjadi suka padanya dan aku takut kau juga akan menyukainya dan
merebutnya dariku,”
“Oh itu yang
selamainimengganggupikiranmu.Tenangaja Des
akunggakakanmenyukaiataupunmengambilpangeranmukokpercayadehpadaku,’
“Waaah makasih ya Dan
kamu udah bisa ngerti,”ucapnya senang.
Aku tak habis piker apa yang telah aku katakan dan yang
telah aku janjikan pada Desy padahal aku udah menyukai Dimas sejak dulu sewaktu
kami satu kelas di smp dan akulah yang lebih lama mengenalnya dibandingkan Desy.Tapi
aku tak mau membuat Desy cemas apalagi sampai penyakitnya kambuh karena terlalu
banyak memikirkan hal ini.
Bimbingan demi bimbingan yang diberikan bu Idah aku ikuti
dengan sungguh-sungguh. Dan akupun mulai benar-benar menyukai Dimas tapi aku
udah terlanjur janji pada Desy tidak akan menyukainya.Ini semua membuatku
pusing dan sempat pingsan beberapa kali dirumah.Aku tak tahu harus bagaimana
lagi cara untuk ngelupain Dimas.Udah kesekian kalinya ku coba tapi aku tetap
aja nggak bisa.
Perlombaan berlangsung dan akupun merasa takut dan
khawatir kalau-kalau kami akan kalah. Jantungku berdegup kencang dan darahku
mengalir deras.Perasaan itu kian menguasai diriku dan membuatku merasa
gugup.Tapi Dimas menggenggam erat tanganku.
“Tenang aja ini hanya
perlombaan bukannya peperangan,”ucapnya.
Akupun merasa sedikit tenang dan bisa menguasai diriku
kembali.Perlombaan itupun akhirnya berhasil kami menangkan.Bu Idah memeluk kami
dengan eratnya karena baru kali inilah kami bisa memenangkan perlombaan
sains.Tapi itu semua membuat Desy membenciku lagi.Bahkan dia sempat pingsan dan
dilarikan kerumah sakit.Dan seketika itu pula Dimas menyatakan perasaannya
padaku.
“Aku tahu ini bukan
waktu yg tepat untuk mengatakannya Dan,tapi aku sudah lama memendam perasaan
ini,”
“Ma’af Dim sejujurnya
aku juga memendam perasaan yang sama terhadapmu.Tapi kau tahu sahabatku juga
menyukaimu jadi aku tidak ingin melukainya apalagi dia sekarang sedang
terbaring dirumah sakit,”
“Tapi Dania
kau tak perlu harus berkorban seperti itu dengan sahabatmu,’
“Dialah sahabat terbaiku
yang pernah aku miliki dan aku tidak bisa jika harus bersenang-senang diatas
penderitaan sahabatku sendiri,”
“Baiklah
kalau itu memang keinginanmu dan aku hargai keputusanmu itu,”
“Dim aku ingin minta
tolong satu hal padamu,”
“Apa itu Dan,”
“Aku ingin kau
berpura-pura tidak menyukaiku dan hanya
menyukai Desy. Aku tahu ini sangat sulit bagimu tapi aku mohon padamu
dan anggaplah ini permintaanku yang terakhir,”
Akhirnya Dimas pun memenuhi permintaanku itu didorong
dengan rasa cintanya yang sangat besar padaku. Meski begitu berat berpura-pura
mencintai orang yang tidak ia sukai tapi dia tetap melakukannya semata-mata
atas permintaanku.Meskipun berat pula bagiku harus melepas orang yang ku cinta itu demi kebahagiaan sahabatku.Karena
kebahagiaan sahabatku adalah kebahagiaanku juga.
Sahabat adalah segala-galanya karena dialah yang selalu
ada saat kita sedih maupun senang. Dan dialah tempat kita berbagi segala kebahagiaan ataupun
kesedihan yang kita rasakan. Dia pulalah yang membantu kita berdiri ketika kita
tak sanggup untuk berdiri sendiri.Cinta memang tidak harus memiliki dan ini
tidak hanya kata dalam novel tapi kadang kerap dialami seseorang tapi cinta pun
kadang tak bisa pula dipaksakan karena cinta datang dengan sendirinya pada
orang yang benar-benar kita cintai.
THE END




Tidak ada komentar:
Posting Komentar