Liburan
sekolah telah tiba Alin pun telah
mengemasi barang-barang dan pakaiannya kedalam tas ranselnya yang sering ia
pakai untuk berpergian. Liburan kali ini orang tuanya hanya mengajaknya pergi
kerumah neneknya karena sudah lama ia tidak pernah kesana. Sekolahnya yang jauh
lebih tinggi dari tingkat sebelumnya membuatnya menjadi lebih sibuk dari
biasanya.
Bertapa
senangnya ia mendengar usul ibunya tentang liburannya kali ini. Pasalnya selain
nenek, kakek, tante dan adik sepupunya itu ada seseorang disana yang ingin
sekali dia temui setelah bertahun-tahun tidak bertemu. Tidak hanya itu
jauh-jauh hari Alin sudah menyiapkan barang-barang yang sekiranya ia butuhkan
disana selain pakaian.
*******
Mobil
melaju dengan kencangnya. Tapi Alin dan keluarganya tetap saja belum sampai
dirumah neneknya itu. Jalanan yang sedang mendapat perbaikan menjadi penghambat
utama mereka. Berjajar mobil yang lalu lalang kesana kemari membuatnya menjadi
sedikit pusing. Padahal sudah lama Alin ingin pergi kerumah neneknya dan
melihat orang yang sering ia rindukan itu. Tapi keadaan yang tidak bersahabat
dengannya hingga ia lemah dan jatuh pingsan.
Tapi
untunglah ibunya tak pernah lupa menyiapkan obat-obatan yang mungkin Alin
perlukan disana hingga ia tidak capek-capek mencari lagi. Penantian Alin itupun
berakhir juga ketika Mobil berwarna silver itu parkir didepan rumah yang agak
tua dengan warna biru mudah. Meskipun rumah itu tampak telah tua tapi Alin tetap saja masih senang
tinggal disana.
Disana
dia bisa bermain dengan sahabat-sahabatnya Nia dan Ranti. Setibanya disana Alin
pun langsung mendapat pelukan hangat dari semua keluarga ayahnya itu. Tak lupa
sahabat-sahabatnya yang tetap setia menunggu kedatangannya. Alin sering
menceritakan apa saja yang ada dikota tempat tinggalnya. Dia pun kerap membawa
oleh-oleh yang menurut sahabatnya makanan yang aneh sebab mereka hanya tinggal
didesa terpencil.
*******
“Wah udah lama tidak bertemu aku jadi kangen
banget ama kalian,”ucap Alin membuka pembicaraan dengan kedua sahabatnya itu.
“Iya aku juga kangen ama kamu. Habis kamu sih
tiap liburan jarang kesini lagi. Memangnya kau terlalu sibuk dengan sekolahmu
yah?”
“Iya nih banyak tugas setiap aku ada liburan
hingga liburanku hanya bisa kuhabiskan dengan menyelesaikan tugas-tugasku itu.
Kalian juga sih tak pernah mengunjungi ku,”tandasnya.
“Yah kami kan nggak ada kendaraan Lin. Lagi
pula kami tak punya cukup uang untuk membayar kendaraan umum yang akan kami
naiki,”
“Iya, iya aku paham kok. Oh ya aku punya
kaset yang baru aku beli tadi dijalan,”
‘Oh ya ayo kita lihat dirumahku aja,’usulNia.
“Ok deh tapi aku mau izin mama sama papaku
dulu yach takutnya ntar mereka nyariin aku,”
*******
Akhirnya
mereka pun melihat kaset flim yang baru Alin beli saat perjalanannya pergi
kesana. Ketika harus berjalan kerumah Nia jantung Alin langsung bedebar
kencang. Soalnya disebelah rumah Nia lah tempat anak itu tinggal. Niapun yang
telah mengenalkan Alin pada anak itu dulu. Hingga kini Alin jatuh hati padanya.
Tapi
disimpannya dalam-dalam perasaannya itu hingga tak ada satu orang pun yang tahu
kecuali Allah yang memang Maha Mengetahui. Flim berakhir dan merekapun beranjak
menuju beranda rumah Nia. Seperti biasa mereka sering menghabiskan waktu untuk
berbagi cerita. Gelak tawa pun menghiasi setiap sudut diwajah mereka.
Dan
pada saat itulah Arif datang. Alin yang melihat anak yang diam-diam disukainya
itu tak pernah berhenti melepaskan pandangannya dari anak tersebut. Arif sedang
menyiram bunga-bunga ditamannya ketika Nia memulai pembicaraannya dengannya.
“Hai,Rif jangan lupa bunga-bungaku juga turut
disiram yach,”candanya.
Arif
hanya meladeni omongan Nia yang memang suka bercanda dengan senyuman. Alin
hanya duduk terdiam disamping kedua
sahabatnya yang asyik bercakap-cakap dengan Arif. Sedetikpun tak pernah ia lewatkan
untuk memandangi wajah Arif hingga Arif mulai tampak curiga dengan sikap Alin
itu.
“Lho itu siapa Ran, kok aku nggak pernah liat
anak itu,”tanyanya pada ranti yang heran melihat Alin.
“Oh ini Alin teman aku dari Surabaya. Lho
bukanya dulu pernah aku kenalkan padanya,”
“Siapa
aku lupa soalnya dia jarang terlihat sih,”
“Memang sih dia jarang kemari lagi. Tapi dia
itu pernah tinggal disini sewaktu masih kecil dulu,”
“Oh ya mungkin aku udah lupa karena tidak
pernah melihatnya lagi sejak kepindahannya,”
“Tak apa kok,”ucap Alin memberanikan diri
berbicara padanya.
“Oh ya udah salam kenal ya Lin,”sapanya
ramah.
*******
Kemudian
Arif pun meninggalkan mereka saat ia telah selesai dengan bunga-bunganya itu.
Wah Alin senang banget hari itu. Meskipun Arif lupa kalau pernah mengenalnya
tapi dia cukup senang melihatnya lagi setelah bertahun-tahun tak pernah bertemu
dengannya. Apalagi saat melihat Arif tersenyum manis padanya.
Tapi
esok harinya tak seindah hari kemarin. Pasalnya seharian penuh ia tidak
menjumpai Arif barang sedetikpun. Mungkin Arif telah pergi berlibur dengan
keluarganya seperti yang kerap dilakukannya sewaktu kecil. Itu semua membuat
Alin sangat sedih.
Dia
masih ingat betul kenagan-kenangannya dengan anak itu dan sahabat-sahabatnya
sewaktu masuh kecil dulu. Kepribadian Arif yang susah ditebak dan tiba-tiba
menghilang saat mereka sedang asyik bermain bersama dulu membuat Alin menjadi
penasaran dan ingin tahu lebih banyak tentangnya. Sampai kini Arif pun masih
misterius seperti dulu. Tiba-tiba saja dia menghilang dan tidak pernah Alin
menjumpainya lagi bahkan disisa liburannya yang hanya beberapa hari.
Setiap
berjalan melewati rumahnya atau setiap ia berkunjung kerumah Nia setiap itu
pulalah ia tidak pernah menjumpai Arif lagi. Dirumahnya yang tampak hanya orang
tua beserta adiknya yang sepantaran dengan adik sepupunya itu.
Bahkan
dihari terakhir ia tinggal dirumah neneknya itupun dia tidak sekalipun berjumpa
dengan Arif lagi. Padahal kedatangannya kerumah neneknya itu didorong
kerinduannya yang sangat besar pada Arif. Tapi Arif benar-benar telah
melupakannya. Bahkan namanya sekalipun ia tak ingat jika tidak diingatkan
kembali oleh Nia.
*******
Perasaannya
pada Arif ia pendam begitu lama. Bertahun-tahun ia menunggu agar ada kesempatan
untuk bisa bertemu dengannya lagi tapi kesempatan itu hanya datang sekali
sepanjang liburan Alin. Perasaan yang hanya dirinya sendiri dan Allah yang tahu
itu tetap disimpannya sepanjang hidupnya. Meskipun ia tak lagi dipertemukan
dengan Arif perasaan itu akan tetap disimpannya dalam lubuk hatinya yang
terdalam. Hingga tak ada lagi tempat bagi orang lain yang mau berbagi
dengannya.
”Rasa
itu tetap ada dan tidak akan mati selama kita tidak mengakhiri rasa itu
sendiri. Selamanya kita akan terpuruk dengan rasa itu jika kita tidak pernah
bisa dan tidak pernah mau untuk melepas rasa itu. Satu yang perlu kita ingat kita boleh
mencintai seseorang tapi jangan sampai cinta itu melukai kita sendiri. Jika
terlalu berat mencintai seseorang atau memendam perasaan pada seseorang maka
jangan lakukan hal itu. Jangan pula kita menutup diri kita untuk mendapatkan
kebahagiaan yang telah datang menghampiri kita”
*******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar