Jumat, 13 Juli 2018

Sepotong Surat Cinta





Text Box: By Khudaifa SariAku melihatnya lagi dan lagi. Seperti biasa dia berjalan di koridor sekolah dengan gayanya yang cool abis. Ya, aku melihatnya. Cowok perfek itu berjalan dengan santai di sepanjang koridor sekolah menuju ke ruang kelasnya. Di belakangnya tak pernah sepi. Selalu ada saja anak-anak cewek yang diam-diam mengikutinya atau bahkan bersikap seolah akrab dengannya. Ingin rasanya anak-anak cewek itu kumaki sepuasku agar menjauh dari pangeran impianku itu. Tapi, untunglah pangeran impianku itu tak pernah menanggapi mereka.
*****
” Hei, Ra....lagi ngelihatin apa sih. Ehhhmmmm.....aku tahu nieh pasti lagi ngeliatin Rangga yach...?Kayaknya dalem banget tuh....,”
” Ahhh, nggak kok,”
” Yeah, itu terlihat jelas di matamu Ra, jangan-jangan kamu naksir ya sama dia,”
” Ah, kamu ini ada-ada saja,”
” Yeah, kalok iya, juga nggak apa-apa kok Ra. Aku tuh udah sering memergoki kamu yang ngeliati wajah Rangga terus,”
” Ap....apa?? Emang terlihat jelas yach di mukaku,”
” Tuh, kan bener kamu naksir rangga,”
” Ah, May, emang deh aku akuin aku tuh nggak pernah bisa nyembunyiin apapun dari kamu,”
” Hehehe....ya iyalah. Maya gitu lho,, selalu bisa baca pikiran sahabatnya. Emangnya loe suka ma Rangga dari kelas berapa sih?”
” Emmm.....sejujurnya udah tiga tahun ini aku menyukai rangga,”
” Apa?” Emang apa sih yang kau lihat dari dia Ra? Bener sih, emang dia tuh cowok paling perfek di sekolah bahkan IQnya paling tinggi diantara anak –anak laennya yang masuk kelas bintang. Tapi, cowok kutu buku itu selalu cuek sama anak-anak laennya, bahkan dia tuh nggak pernah peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya,”
” Emang sih dia tuh cowok kayak gitu. Tapi, mau gimana lagi sejak kelas 1 aku sudah menyukainya,”
” Trus, gimana ?Apa loe mau ngungkapinperasaan loe padanya ?”
” Emmm.....maunya sih gitu toh bentar lagi kita akan lulus kalau sudah lulus. Kalau sudah lulus aku jadi nggak punya kesempatan dong untuk menyatakan perasaanku padanya,”
” Tapi, Ra. Apa loe nggak takut kecewa dan menjadi bahan tertawaan anak-anak ?”
” Nah, itu dia masalahnya May, menurutmu aku harus bagaimana?Aku bingung nie bagaimana cara mengungkapkan cinta tanpa diketahui anak-anak laennya ?”
” Emmmm....kalau itu sih cuman ada satu cara Ra,”
” Apa itu May,,?”
” Lewat surat......,”
” Surat.....Maksudmu surat cinta.....!”
” Yappp.....tepat sekali,”
” Tapi May, kau kan tahu sendiri dalam membuat puisi atau semacamnya yang berbau romansa aku kan nggak ahli,”
” Ahhhh,,,,,tenang aja, apa gunanya sahabatmu ini, bukankah itu gunanya aku sebagai ketua tim mading sekolah kita,”
” Wahhh....makasihya May,,”
” Ok. No problem,”
*****
          Dirumah aku hanya bisa bengong memikirkan Rangga. Apakah dia akan membalas suratku nanti ? Dan bagaimana aku memberikan surat itu padanya besok? Jelas nggak mungkin dong kalau aku tiba-tiba menghampirinya dan memberikannya pasti semua orang akan menertawakannku. Ah......tapi aku nggak punya pilihan laen, bukankah aku nggak ingin kehilangan dia, inilah kesempatan terakhirku untuk menyatakan cinta sebelum kelulusan nanti.
*****
          Esoknya di sekolah..............
” Eh, Ra, nie surat cintanya udah aku buatin. Loe priksa dulu deh...,”
” Waahhh...., bagus banget nie May, kata-katanya romantis banget dan sesuai banget ama yang sedang aku rasakan. By the way, makasih yach,”
” Sipppp........sahabatku. Tapi ntar jangan lupa kamu kasih ke rangga yach....,”
” Ap....apa..!!! Ntar....!!!”
” Ya, iyalah non kamu mau nunggu ampek kapan...Ntar dia keburu di ambil orang lho....!”
” Emmm....Ok deh,”
*****
          Aku melihat Rangga yang sedang duduk-duduk di taman sekolah. Itu kesempatan yang bagus buatku. Seperti biasa dia selalu ditemani oleh buku-bukunya yang menumpuk. Meski dia kutu buku, tapi penampilannya nggak culun seperti kebanyakan orang yang kutu buku. Malah bagiku dia adalah cowok terperfek yang pernah aku kenal.
” Emmm....Rangga boleh ganggu bentar nggak?”
” Ah, kamu...,”
” Iy....iya, aku Clara dari kelas XII-IPA 3,”
” Memangnya ada perlu apa ?”
” Emmm....aku cuman mau ngasih ini,” ucapku sembari memberikan surat cinta yang berwarna pink itu.
          Tapi tiba-tiba saja,,,,ketika Rangga hendak membukanya..........
” Eh, apa ini ? Loe mau ngasih surat cinta ke Rangga,” ucap Prisil sembari merampas surat itu dari tangan rangga.
*****
          Aku berusaha menahan surat itu dari rampasan tangan Prisil. Tapi...surat itu malah terbelah menjadi dua. Prisil mendapatkan surat isinya bagian awal surat cinta itu sedangkan aku dapat bagian akhirnya. Dengan rasa yang tak bersalah Prisil membacakan sepotong surat cintaku di depan anak-anak.
” Eh, temen-temen dengerin deh, ada sepotong surat cinta Clara nie, aku bacakan yach....,”

 Dear Rangga,                Dengan rasa takut bercampur bahagia akhirnya aku putuskan untuk menulis surat ini untukmu. Saat pertama kali bertemu denganmu aku merasakan ada sesuatu yang lain dalam diriku yang entah tak ku tau perasaan apa itu. Setiap kali melihatmu jantungku berdetak dengan kencangnya bahkan tak lagi seirama dengan detak jarum jam yang berputar.                Rangga, aku memberanikan diri untuk menyatakan semua perasaanku padamu lewat surat ini. Entah apa yang akan kau pikirkan tentang diriku setelah menerima surat ini. Yang jelasa ku tak lagi bias menyembunyikanperasaankupadamu. Selama 3 tahun aku memendam perasaan ini.Kini saatnya aku katakan padamu bahwa aku mencintaimu. 

Setelah mendengar sepotong surat cintaku yang di bacakan oleh Pricil di depan semua teman-teman. Seantero sekolah menertawakanku. Aku hanya tersipu malu dan terdiam.
” Eh, Ra....Apa bener ini surat cinta buatanmu bukannya.....................?” tanya Pricil padaku tiba-tiba yang kemudian di potong oleh Rangga.
” Iya...aku nggak percaya Ra, kalo surat cinta itu kau tulis sendiri untukku. Aku tahu betul bahwa kau adalah orang yang tidak pandai bermain kata-kata seindah itu dan bahkan kau kan selalu mendapat nilai jelek dalam pelajaran sastra,”
” Ah......aku....,”
” Ngaku aja deh Ra, semua orang juga pada tahu ngaak mungkin anak dengan IQ rendah sepertimu bisa membuat surat cinta seindah itu. Apa kau minta bantuan seseorang untuk membuatkanmu surat cinta hahaha.....,” ledek Pricil.
” Ma’af ya Ra, aku nggak bisa menerima seseorang yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya sepenuh hati. Apalagi minta bantuan orang lain. Aku sangat membenci gadis pengecut sepertimu Ra,” ucap Rangga sembari pergi meninggalkanku dengan buku-bukunya itu.
*****
          Aku melangkah gontai menuju menuju ruang kelasku. Tak aku hiraukan semua orang yang sedang asyik menertawakanku. Rasanya hari ini aku menjadi obyek yang sangat menyenangkan bagi mereka untuk ditertawakan. Diruang kelas aku merobek sepotong surat cinta yang masih aku genggam erat dari rebutan Pricil.
” Ra, apa bener gosip yang beredar itu?” tanya Maya
” Ya....itu benar. Pricil merebutnya dari tangan Rangga dan dia membacakannya di depan anak-anak,”
” Ma’afkan aku ya Ra, aku nggak bermaksud mengecewakanmu. Kau tau sendiri Rangga itu orang kayak apa. Makanya aku berusaha membuat surat itu sebaik mungkin. Tak kusangka semua orang jadi tau,”
” Tak apa May, aku sendiri yang salah. Seharusnya aku nggak minta bantuanmu. Kau terlalu hebat dalam hal ini, kau kan juga salah satu anak kelas bintang,,,”
” Tapi Ra,,,,”
” Sudahlah May, aku pengen sendiri...,”
” Ba...baiklah aku pergi dulu,”
*****
          Setiap kali bertemu Rangga aku selalu marah karena telah mempermalukanku di depan umum, Ingin rasanya ku lempar kepalanya dengan sepatu ketsku ini dan bersyukur jika dengan itu dia bisa amnesia dan melupakan kejadian yang memalukan itu. Tapi di sisi lain aku sangat merasa bersalah padanya. Bukan salahnya jika dia ingin melindungi harga dirinya dengan mempermalukanku di depan semua anak-anak. Akulah yang salah karena telah melukai harga dirinya sebagai cowok terperfek di sekolahku.
          Semua anak selalu mengejeknya karena dia disukai oleh gadis bodoh dengan IQ rendah sepertiku. Semakin kupendam rasa bersalah ini semakin menyeruak dan akhirnya aku memutuskan untuk membuat surat lagi untuknya dengan tanganku sendiri. Dan kali ini bukan surat cinta tetapi surat permintaan ma’afku padanya. Entah dia akan membacanya atau langsung membuangnya setelah dia tahu surat itu dariku.
*****
          Esoknya di sekolah, saat jam istirahat...........
” Ra, ada yang ingin bertemu denganmu..................,”
” Bertemu denganku? Siapa ?”
Tiba-tiba aku melihat rangga memasuki ruang kelasku. Tepatnya ruang kelas bagi anak-anak dengan IQ minimum sepertiku.
” A...ada apa kemari,” tanyaku dengan rasa takut. Apa kau ingin menertawaiku lagi?” tannyaku dengan rasa cemas.
” Ah, tidak Ra, Sebelumnya aku ingin minta ma’af karena aku bersikap kasar padamu. Tapi.....ada hal lain yang ingin aku bicarakan padamu.
” Bicara tentang apa?”
” Emmm, aku ingin memintamu......Bisakah kau tuliskan lagi perasaanmu padaku yang sesungguhnya dengan sebuah surat cinta yang kau tuliskan sendiri,”
” Ap....apa?” tanyaku terkejut dengan permintaan Rangga.
” Aku sudah tahu semuanya dari Maya. Ra, aku tahu kau tak menulis surat cintamu sendiri karena kau takut kalau kata-katamu itu tidak begitu romantis dan menarik sehingga sedikitpun aku mungkin tak tertarik dengan surat yang kau buat untukku. Tapi...asal kau tau meskipun aku ini terkenal sebagai cowok perfeksionis disekolah ini, tapi aku bukan orang seperti itu Ra. Aku pasti lebih suka dan tersentuh dengan surat cinta yang kau tulis sendiri dengan perasaanmu yang sesungguhnya, bukan dengan tulisan tangan orang lain,”
” Ma....maksudmu,”
” Aku.....sebenarnya aku juga menyukaimu sejak dulu. Tapi aku..........,”
” Aku tau mungkin kau terlalu malu untuk mengatakannya padaku. Kau malu jika semua orang tahu kalau cowok perfek sepertimu menyukai gadis jelek dengan IQ rendah sepertiku,”
” Bu....bukan itu alasannya Ra,,,,”
” Trus apa..?”
” Aku.....aku hanya takut kalau kau tidak menyukaiku,”
” Ap....apa...?”
” Ya....sebenarnya aku sangat senang menerima surat cinta darimu tapi...setelah aku tahu itu bukan surat cinta yang kau buat sendiri dengan setulus hati makanya aku kecewa padamu,”
” Kau mau mencoba untuk mempermalukanku lagi...? Tidak mungki cowok perfek sepertimu takut di tolak cintanya. Bukankah kau sendiri tau begitu banyak cewek laennya yang ingin jadi kekasihmu dan mereka tidak akan ada yang berani menolakmu,”
” Ra, kau pikir cowok perfek sepertiku ini yang hanya bergaul dengan buku-buku pelajaran tidak memiliki kelemahan apa. Seperfek apapun aku dimatamu atau dimata semua orang aku juga masih punya kelemahan Ra,’
” Ja....jadi...,”
” Aku mau menerima kau menjadi kekasihku asalkan kau buatkan aku surat cinta lagi yang kau tulis dengan sepenuh hatimu,”
” Ap...apa....! ak...aku udah nggak suka lagi padamu,” ucapku sekenanya.
” Oh....ya....,”
” I......iya...sedikitpun tidak ada,”
” Aku nggak percaya, kalau begitu aku.........,”
” Kau mau apa,” tanyaku ketakutan melihat Rangga semakin mendekat padaku.
” Aku mau membuktikannya,” ucapnya dengan mendekatkan wajahnya lebih dekat lagi padaku.
” Ah....baiklah, baiklah...Tapi...jangan lakukan ini ,”
” Memangnya kau pikir aku mau melakukan apa ? Aku hanya mau mengambil bulu matamu yang jatuh,”
” Ah....kau ini bikin aku takut saja,”
” Ya...udah deh aku mau balik ke kelasku dulu mau masuk nieh. Hari sabtu malam aku tunggu kamu di taman yang nggak jauh dari rumah kita yach.....,” ucanya dengan senyuman manis dibibirnya.
” Iy....iya,” jawabku yang masih terkejut.
Tiba-tiba..................................................
” Cie, cie yang lagi kasmaran nie yea....,” goda Maya yang tengah memergokiku senyum-senyum sendiri.
” Hehehe....By the way makasih ya May, Aku nggak tahu kalau Rangga tuh sebenernya baek banget,”
” Yeah, aku juga nggak nyangka sebelumnya. Tapi syukurlah aku bisa melihat sahabatku menemukan kebahagiaannyakembali. Selamat yach...,” Ucapnya sembari berlalu pergi dari kelasku.
*****
HariSabtu malam di taman.....................................
” Hai Ra,,,,,”sapa Rangga.
Akhirnya aku melihatnya dengan kaos berwarna biru muda yang berkera dengan menyangklong tas berwarna coklat.
” Udah lama nunggunya Ra?” tanyanya.
” Ah, nggak kok aku baru nyampek,” ucapku sekenanya padahal aku udah menunggunya selama 1 jam lebih tapi aku malu mengatakannya.
” Trus mana suratnya...?”
” Oh, ini,” ucapku sembari memberikan sepucuk surat itu padanya. Kemudian dia meletakkan surat itu ke dalam tasnya.
” Rangga, apa kau tidak mau membaca suratnya?”
” Ap...apa? suratmu akan selalu aku baca setiap hari menjelang tidur agar selalu memimpikanmu dalam tidurku,”
” Emmm....Rangga, aku ingin bertanya sesuatu padamu,”
” Nanya apa Ra,,,?”
” Apa kau tidak malu berpacaran denganku? Kau tau sendiri kan kalau kau dan aku berbeda,”
” Berbeda? Maksudmu otak kita?”
” Iy...iya...,”
” Sudahlah Ra, aku kan sukanya sama kamu bukan sama otakmu itu,”
” Tapi....anak-anak pasti banyak yang tidak setuju dengan hubungan kita apalagi Pricil,”
” Ah, jangan dengerin apa kata orang lain. Biarkan saja, Yng penting kita bahagia,”
” Ah, baiklah kalau gitu..,”
          Tak lama setelah itu dia mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya.
” Lho Ngga, kenapa kamu mengeluarkan buku,”
” ya...apa lagi kalu nggak belajar,”
” Tap....tapi...inikan Sabtu malam Minggu. Kamu masih belajar di hari Sabtu? Besokkan kita libur?”
” Ya..iyalah ra, kita tuh sebagai anak muda harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar tidak menyesal nantinya.
” Dengan belajar maksudmu...?”
” Yap, tepat sekali..,”
” Tap....tapi bukannya kita mau kencan yach...?”
” Ya...inilah kencan pertama kita. Dengan belajar bersama,”
” Ap...apa?”
” Kenapa? Kamu tidak suka? Aku sangat ingin melakukan ini dengan pacarku”
” Ah, nggak kok aku suka. Lagi pula aku kan bisa minta diajarin sama Rangga tentang pelajaran yang nggak aku mengerti,”
” Baiklah, mari kita mulai kencan pertama kita dengan belajar bersama,”
” Oke....!!!!” ucapku dengan penuh semangat.
*****
          Aku selalu memimpikan kencan pertama dengan pacarku di tempat-tempat romantis bukan di taman dengan segudang buku-buku pelajaran yang membosankan itu. Tapi, bagiku tak apalah meskipun aku nggak begitu suka belajar asalkan bersama Rangga terus aku sudah cukup bahagia. Tak apalah meski dia tak seromantis mantan-mantan pacarku dulu yang penting aku bahagia. Satu hal yang dapat aku pelajari dari pacar tercintaku itu bahwa orang perfek seperti dia itu ternyata juga punya kelemahan juga. Hehehe...

 THE END







  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

g
o
l
B
y
M
o
T
e
m
o
c
l
e
W